Kanjuruhan Mangindaan
--
ada saran jitu yg bisa PSSI terapkan yaitu setiap bertanding di kandang lawan, gawang tim tamu kekiri dilebarkan 15,7 cm, ke kanan dilebarkan 14,6 cm, ke atas naikan 13,8 cm, itu aturan "subsidi" buat supporter yg sangat kecewa jika tuan rumah kalah. Jika sudah " disubsidi" masih juga kalah , ya supporter harus besar hati, bahwa lawan memang main bagus. Subsidi pembengkakan ukuran gawang semoga dapat "memuaskan" ingin menang terus. Gak mau kalah.
arif surya
Kenapa semua ditimpakan ke petugas, petugas juga lebih lelah dari suporter, mereka dtg lebih dulu daei suporter, niat kerja pula bukan senang senang kyk suporter yg seharusnya. Kenapa pula yg katanya liga profesional tapi pengamanannya harus penegak hukum dgn segala sop penindakan massanya yg bisa berantakan saat lelah dan emosi berlebihan. Lihat liga inggris, atau eropa lainnya. Polisi cuma assesor, pengaman dari panpel. Aparat jelas salah. Tindakan pengamanan yg dilakukan malah menimbulkan korban, tapi yg paling bersalah itu panpel, lib dan pssi, bgakunya profesional, tapi tata kelola kompetisi kyk kaki lima
Kang Sabarikhlas
Alfateha untuk Almarhum+Almarhumah tragedi Kanjuruhan... Ternyata Abah juga nonton live pertandingannya, kalau saya nonton di warung giras bareng bonek aktif dan bonek dah pasif kayak saya. Awalnya saya siapkan mental untuk melihat Persebaya 'ancur' digilas Arema yang pasti main bagus kayak singo edan, lihat saja rekor Persebaya ndak pernah menang lawan Arema dikandangnya... Persebaya bisa memasukan 2 gol itu bikin heboh di warung giras, pemilik warung juga senang, semua jadi pesan kopi lagi, rokok lagi... Lalu kedudukan jadi imbang 2-2 dan Arema main bagus, menyerang terus, dua kali gagal gol, saya sudah ndak kuat, detak jantung sudah berdebar perdetik melebihi batas maksimal,..saya pulang, berharap hasil seri... tengah malam terbangun dari tidur, buka hp dan terkejut berita tragedi itu.. 'entah siapa yang salah'.. ndak usah ikut menghakimi, apalagi cuma melihat video yang beredar cuma sepotong-sepotong.. Biarlah jadi tugas pencari fakta penyebab kejadian tragedi itu... Innalillahiwainnaillaihirojiun.
TegoYuwono
membaca tulisan ini saya jadi kasihan sama petugas keamanan di lapangan ( polisi ), dengan data seadanya Abah langsung memojokan petugas keamanan di lapangan. Kerusuhan sudah terjadi, korban sudah banyak dan dari kejadian tersebut seharusnya kita semua belajar. Saya tidak punya kepentingan apa-apa terhadap polisi, tapi seringkali merasa kasihan saat mereka di tugaskan mengamankan keramaian. Mereka seringkali juga menjadi korban kekerasan.
ForsandyKurniawan David
tentang gas air mata: saya sesal sedih mendengarnya bahwa kata Kapolda "itu seusai dengan SOP." WTF, saya kira ta perlu dijelaskan beda masa dalam stadion sama massa demo di jalanan, ga paham. kenapa jawabnya harus begitu ? biar ngga salah, biar ga dimutasi biar apa coba? sedih hati ini punya p-o-l-i-s-i kaya gitu. adalagi p-o-l-i-s-i :kami nda perlu baca aturan FIFA kami jalankan sesuai peraturan di indonesia , kami bukan bagian dari FIFA, Wong edan komentar2 dengan motif sama tidak mau disalahkan. oraelingsetelha ini ada piala dunia, lha memang FIFA mau percaya sama p-o-l-i-s-i ? sama indonesiakal model kaya gitu. weslahsedihhhhhhh hati ini susahhhhhhh . mari kita ikuti saja saran dari busrimulyani."meyerahkan kepada sang pencipta"
*) Dari komentar pembaca http:/disway.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: