Rencana Pemerintah Menaikkan Harga BBM Akan Lebih Berisiko Ketimbang Menunda IKN

Rencana Pemerintah Menaikkan Harga BBM Akan Lebih Berisiko Ketimbang Menunda IKN

Ombusman RI ingatkan pemerintah untuk mengambil pilihan menaikkan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat ini. . Foto: jpnn--

“Harganya lima persen lebih tinggi kan kita asumsikan USD 100 per barel ternyata USD 104,9 per barel,” ujar Sri Mulyani.

Selain itu, beban APBN bertambah karena konsumsi BBM bersubsidi sangat meningkat dari perkiraan 23 juta kiloliter hingga akhir tahun menjadi 29 juta kiloliter. 

“Berdasarkan proyeksi konsumsi yang sekarang terjadi kalau form ini sama sampai akhir tahun akan mencapai 29 juta kiloliter (dari perkiraan 23 juta kiloliter),” kata Sri Mulyani. 

Oleh sebab itu ia menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo bahwa anggaran subsidi energi yang telah ditetapkan sebesar Rp 502,4 triliun akan terlampaui jika tidak dilakukan langkah-langkah mitigasi. 

Kendati demikian, perempuan kelahiran Bandarlampung itu mengaku membeberikan tiga skema langkah mitigasi yaitu pengendalian volume konsumsi BBM bersubsidi. 

Salah satunya, kata dia, menaikkan pagu anggaran subsidi energi menjadi Rp 698 triliun, atau menaikkan harga BBM bersubsidi. 

"Tetapi, jika harus naik sudah sangat berat mengingat subsidi energi pun telah naik tiga kali lipat dari yang ditetapkan sebesar Rp 158 triliun. Jadi, apapun keputusan nanti pasti akan disampaikan dalam rapat. Para menteri sekarang terus berkoordinasi,” tegas Sri Mulyani. (mcr/antara/jpnn)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com