Rektor Karakter
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan barang bukti hasil sitaan operasi tangkap tangan dengan tersangka Rektor Unila Karomani dkk pada Minggu 21 Agustus 2022.-Tangkapan Layar/@KPK/Disway.id-
Kasta yang paling atas disebut Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Yakni yang sekelas UI, ITB, UGM, Unpad, Unair ITS dan Unhas. Tahun lalu Universitas Brawijaya, Malang, naik kelas. Total ada 14 atau 15 PTNBH di seluruh Indonesia.
Kelompok dua, disebut Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (BLU). Universitas Lampung masuk kelompok kedua ini.
Kelompok tiga, paling bawah: Satker.
Untuk kelompok yang paling lemah itu, Satker, pembiayaannya hanya dari satu sumber: APBN. Uang kuliah dari mahasiswa pun masuk kas negara.
Universitas Lampung masuk kasta BLU sejak lama: 2009. Artinya: sudah boleh mengelola kampus secara lebih fleksibel.
Ketika masih berstatus PTN Satker kegiatannya berbasis fungsi. Setelah naik ke BLU, kegiatannya berbasis kinerja.
Sebagai BLU Universitas Lampung boleh menerima mahasiswa baru lewat tiga jalur: jalur undangan untuk lulusan SMA yang berprestasi (40 persen), jalur testing masuk dengan nilai terbaik (30 persen), dan jalur mandiri 30 persen.
Kuota itu terasa ideal. Yang sangat pintar tidak bisa dikalahkan oleh uang. Yang cukup pintar masih bisa punya peluang. Dan yang kaya bisa ikut jalur mandiri. Yakni dengan cara menyumbang. Uang itu bisa untuk biaya menjaga mutu universitas.
Setiap rektor universitas kelompok BLU bisa menetapkan tarif penerimaan mahasiswa baru lewat jalur mandiri. Inilah jalur yang waktu pendaftarannya terakhir. Khusus disediakan bagi yang tidak dapat undangan dan tidak lulus ujian masuk. Syaratnya: harus bayar.
Rektor Unila sudah menerbitkan surat keputusan. Tarif jalur mandiri tahun ini antara Rp 15 juta sampai 25 juta.
Kepada yang mendaftar lewat jalur mandiri disodori formulir: sanggup menyumbang berapa. Orang tua mahasiswa harus ikut tanda tangan di formulir itu.
Saya sempat melihat salah satu formulir isian jalur mandiri Universitas Lampung. Namanya calon mahasiswa itu Budi Utomo –bukan nama sebenarnya. Ia menyanggupi membayar 20 juta. Jurusan yang ia pilih: bimbingan dan konseling. Kelihatannya ia ambil angka tengah-tengah antara 15 dan 25 juta.
Tarif itu tidak sama untuk setiap fakultas. Tapi tarif di Unila tergolong murah dibanding BLU yang lain.
Maka kemungkinan besar Rektor Unila melanggar ketentuan tarif yang sudah ia tetapkan sendiri. Berarti tarif yang ditetapkan Unila masih terlalu rendah dibanding harga pasar.
Tentu untuk fakultas kedokteran tarif itu tinggi sekali: Rp 250 juta. Itu batas bawahnya. Tentu masih banyak yang sanggup membayar lebih dari itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: