Ketua DPR RI Mengingatkan Kelangkaan Minyak Goreng Berpotensi Sebabkan Kegaduhan
Reporter:
usep saeffulloh|
Sabtu 12-03-2022,07:00 WIB
Radartasik.com, Kelangkaan minyak goreng di pasaran akibat kebijakan satu harga berpotensi menyebabkan gangguan keamanan. Demikian pesan dari Ketua DPR RI Puan Maharani.
“Persoalan
minyak goreng yang berkepanjangan bisa menyebabkan masalah baru, yaitu kegaduhan akibat langkanya stok di pasaran. Ini harus segera diatasi karena berpengaruh terhadap ketertiban umum yang bisa berdampak luas,” kata
Puan Maharani dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (10/3/2022).
Pemerintah menetapkan
HET minyak goreng Rp14 ribu/liter setelah kenaikan harga komoditas tersebut menjadi kendala. Usai penetapan kebijakan tersebut, stok
minyak goreng tiba-tiba menjadi langka di pasaran hingga menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Di berbagai ritel atau swalayan juga terlihat masyarakat berebut ketika ada stok
minyak goreng. Puan menilai kejadian seperti itu cukup rawan dari berbagai sisi.
“Di Lubuklinggau kami lihat banyak warga berkerumun, bahkan terjadi keriuhan karena adanya operasi pasar murah
minyak goreng. Jika
kelangkaan minyak goreng terus terjadi, maka bukan hanya bisa memunculkan klaster Covid-19, tapi juga masalah ketertiban umum,” jelas
Puan Maharani.
Selain itu, banyak juga oknum yang menjual
minyak goreng dengan harga tinggi. Padahal, katanya, seharusnya
kelangkaan minyak goreng tidak terjadi setelah adanya penerapan kebijakan domestic market obligation (DMO) yang sudah mendistribusikan lebih dari 391 juta liter.
Dia mengatakan penyebab
kelangkaan minyak goreng tersebut diakibatkan oleh masalah distribusi. Selain itu, tambahnya, juga akibat adanya penyelundupan, baik dijual ke luar negeri atau ke pasar industri.
“Kasus penimbunan
minyak goreng ditemukan di mana-mana. Pengawasan distribusi masih belum optimal dan menyebabkan masyarakat kesulitan,” katanya.
Puan Maharani pun meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas para oknum yang memanfaatkan keadaan sehingga membuat
minyak goreng semakin langka.
“Tindak juga para spekulan yang menimbun dan mempermainkan harga
minyak goreng. Pihak-pihak yang memainkan kepentingan rakyat harus mendapat ganjaran setimpal,” tegas
Puan Maharani.
DPR terus melakukan pengawasan mengenai masalah
minyak goreng yang tak kunjung usai, katanya, antara lain dengan turun langsung ke pasar untuk meninjau stok komoditas tersebut.
“Banyak warga mengeluh saat bertemu saya di pasar, termasuk pedagang-pedagang kecil yang kesulitan mendapat stok
minyak goreng. Padahal saat saya cek ke produsen di pabriknya, mereka menyatakan produksi jalan normal,” jelas
Puan Maharani.
Oleh karena itu, Puan meminta Pemerintah memperhatikan masalah tersebut, sehingga
kelangkaan minyak goreng tidak terus berlanjut.
“Termasuk yang harus jadi perhatian adalah laporan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), yang menemukan sejumlah minimarket atau swalayan yang menjual
minyak goreng dengan syarat-syarat tertentu,” kata
Puan Maharani.
Syarat tertentu yang dimaksud itu seperti
minyak goreng bisa dibeli jika pelanggan melakukan transaksi belanja dengan nominal tertentu atau harus disertai pembelian dengan produk lainnya.
“Tentunya praktik semacam ini tidak boleh terjadi karena semakin memberatkan masyarakat. Masalah
kelangkaan minyak goreng ini sudah serius, harus segera ditemukan solusinya agar stok di pasar dan harganya kembali normal,” ujar
Puan Maharani.
(jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: