Puasa Gelar Eropa Sejak 1961, AS Roma Juara Liga Konferensi Eropa, Bukti Kehebatan Jose Mourinho

Puasa Gelar Eropa Sejak 1961, AS Roma Juara Liga Konferensi Eropa, Bukti Kehebatan Jose Mourinho

Radartasik, ALBANIA – Pendukung AS Roma tengah bahagia. Tim kebanggaan mereka memenangkan Liga Konferensi Eropa.

Gelar Liga Konferensi Eropa diraih usai mengalahkan AS Roma sukses menekuk Feyenoord Rotterdam dengan skor 1-0.

Bagi AS Roma, gelar Liga Konferensi Eropa merupakan gelar Eropa pertamanya sejak dua dekade lebih tanpa tropi.

Gelar kontinental yang dulu disebut Fairs Cup diraih AS Roma terakhir kali pada pada tahun 1961.

AS Roma sukses menekuk Feyenoord Rotterdam dengan skor 1-0 pada bentrok yang dipimpin wasit Istvan Kovacs.

AS Roma lebih memilih mengamankan kemenangan dengan strategi ”parkir bus” seperti strategi yang biasa dimainkan Jose Mourinho.

Romanisti, julukan fans AS Roma patut berterima kasih atas dedikasi Jose Mourinho, juru taktik yang kini enggan disebut The Special One itu.

Tim berlogo Srigala ini sukses mengangkat tropi bergengsi pada laga ketat yang berlangsung di Air Albania Stadium, Kamis 26 Mei 2022 dini hari WIB.   

Gol AS Roma tercipta pada babak pertama lewat aksi Nicolo Zaniolo. Zaniolo yang berusia 22 tahun membawa keunggulan AS Roma pada menit ke-32 dengan sentuhan kaki kiri, setelah terlebih dahulu menahan bola dengan dadanya.

Kiper AS Roma, Rui Patricio tampil gemilang dalam penyelamatan. Feyenoord sejak tertingal 1-0 bermain all out menyerang tanpa henti lewat umpan-umpan pendek.
Jose Mourinho sendiri mengatakan dia tidak berpikir soal strategi dalam Feyenoord yang dikenal memiliki pertahanan berlapis.
Mou hanya menargetkan juara dan menjadi pelatih pertama yang memenangkan setiap trofi Eropa ketika mereka menghadapi Feyenoord di final Liga Konferensi Eropa.

Ya kemenangan AS Roma ini tentu melengkapi prestasi Mourinho. Ia pelatih yang sukses memenangkan Liga Champions, Liga Europa dan Piala UEFA, kini berhasil mengantongi Konferensi Eropa.

Pelatih asal Portugal itu terkenal dengan julikan ‘The Special One’ ketika dia pertama kali menangani Chelsea pada 2004, sebuah julukan yang sekarang sepertinya ingin dia tinggalkan di masa lalu.

“Jika saya menang, saya akan menjadi orang pertama yang memenangkan semua trofi Eropa, tetapi itu hanya jika saya menang,” kata Mourinho kepada wartawan.

“Kisah 'The Special One' adalah cerita lama. Itu terjadi ketika saya berada di awal karir saya. Ketika Anda memiliki lebih banyak kedewasaan dan stabilitas, Anda lebih memikirkan orang-orang dan lebih sedikit tentang diri Anda sendiri,” kata dia seraya mengaku puas dengan hasil ini.

Kehebatan Jose Mourinho

Tangisan Jose Mourinho bagaikan mutiara. Langka dan tak ternilai di Eropa. Dia memang seorang pemenang, The Special One.

Mourinho sukses menjadi manajer pertama yang mampu meraih tiga gelar Eropa di bawah naungan UEFA; UEFA Champions League, Europa League, dan UEFA Conference League.

Dalam buku sejarah UEFA kini tercatat nama Jose Mario dos Santos Mourinho, menyusul Giovanni Trapattoni dengan raihan lima gelar di pentas Eropa.

Kelima gelar tersebut diraih Mourinho mulai dari gelar pertamanya UEFA Cup bersama Porto di tahun 2003.

Di final tersebut Deco Cs sukses mengalahkan wakil Skotlandia Celtic FC dengan skor ketat 3-2.

Semusim kemudian Mourinho secara mengejutkan kembali membawa Porto tembus ke babak final yang lebih prestius, UEFA Champions League.

Sebelum tembus final, Mourinho mampu mengalahkan Manchester United di Old Trafford.

Di babak krusial ini skuad Porto yang masih diperkuat seperti Deco, Ricardo Carvalho, Ricardo Costa, hingga Hugo Almeida, mampu mengalahkan AS Monaco di bawah asuhan Didier Deschamps.

Dengan materi pemain tak kalah mentereng, AS Monaco kalah dengan skor 3-0 dari Porto di laga tersebut.

Rekor Mourinho dia ukir bersama Inter Milan. Setelah gagal bersama Real Madrid, manajer yang dikenal pragmatis ini mampu menguasai Serie A dan Eropa.

Di Champions League Inter Milan berhasil mengalahkan Barcelona di babak semifinal. Laga ini menjadi sorotan, karena pada pertemua kedua, selebrasi Mou membuat seisi Camp Nou kesal kepadanya.
Di babak final Inter Milan bertemu Bayer Munich setelah mengalahkan Manchester United di babak sebelumnya.

Laga tersebut juga tak kalah menariknya. Mourinho bisa dibilang bertanding melawan gurunya, Louis van Gaal.

Di akhir laga Inter Milan keluar sebagai juara Champions League setelah membobol gawang yang dijaga oleh Hans-Jorg Butt, lewat dua gol yang dicetak oleh Diego Milito.

Dua gelar Champions League sudah dia kantongi menyusul Carlo Ancelotti yang sukses membawa AC Milan meraih dua gelar ini hanya dalam kurun tiga tahun (2003 & 2006).

Sempat berkarier di Inggris bersama Chelsea di dua periode berbeda, Mourinho selalu gagal menjuarai Champions League.

Namun tak berhenti sampai di situ, ukiran prestasi Mourinho di Eropa berlanjut bersama Manchester United di musim 2017.

Meski bermain di Europa League (membaruan dari UEFA Cup), skuad bermaterikan Paul Pogba, Zlatan Ibrahimovic hingga Wayne Rooney, Mourinho sukses memberikan gelar perdana dalam sejarah klub Manchester, Inggris tersebut.

Berselang lima musim kemudian, Mourinho dikontrak AS Roma setelah gagal membawa Manchester United dan Tottenham Hotspurs meraih Premier League.

AS Roma hanya membutuhkan dua musim di bawah arahan Mourinho. Dia membentuk skuad yang benar-benar bermental juara.

Ia bahkan bereuni dengan dua mantan pemain Manchester United, Chris Smalling dan Henrikh Mkhitaryan, yang menjadi bagian dari skuad peraih Europa League.

Chris Smalling yang awalnya dipinjam dari Manchester United, akhirnya dikontrak permanen pada musim 2019.

Semusim kemudian kedua pemain ini kembali diasuh Mou. Smalling menjadi pemain kepercayaan Mourinho untuk memimpin barisan belakang pertahanan Roma.

Dengan pengalamannya, Mourinho mempercayai sang pemain untuk menularkan mentalitasnya ke skuad Roma lainnya.

Selain Smalling, Mourinho juga mendatangkan Rui Patricio dari Wolveshampton. Kiper timnas Portugal ini merupakan jawara Euro 2016 bersama Cristiano Ronaldo Cs di Prancis.

Bermodal tiga pemain yang pernah menjuarai sebuah turnamen cukup besar, di musim ini Mourinho berhasil memberikan Roma sebuah gelar cukup bergengsi.

Conference League yang merupakan turnamen kasta ketiga di Eropa, tak membuat Mourinho bergeming. Sebelumnya dia mengaku sangat termovitasi meraih ini bersama Roma.
Label The Only One akhirnya terbukti, dialah manajer pertama yang mampu meraih tiga gelar pentas Eropa tersebut.

Dari ketiga gelar tersebut, Mourinho mampu mendapatkannya sebanyak lima kali. Sesuatu yang sulit dipercaya.

Melansir OptaJoe di Twitter, Jose Mourinho merupakan manajer setelah Givanni Trapattoni yang mampu meraih lima gelar di Eropa.

"Jose Mourinho merupakan manajer kedua yang meraih lima gelar di Eropa setelah Giovanni Trapattoni.

"Sekarang sang manajer Portugal memiliki gelar UEFA Europa Conference League, dua gelar UEFA Champions League, dan juga dua gelar UEFA Europa League,"  

Selain itu, Mourinho membuat rekor, menjadikannya manajer pertama yang dapat memberikan gelar Eropa untuk empat tim berbeda; Porto dua kali, Inter MIlan, Manchester United dan Roma.

Selain itu, Jose Mourinho juga terbukti seorang spesialis partai final sejati. Keempat tim yang dia bawa juara itu, hanya membutuhkan dua kali babak 45 menit. Benar-benar efektif dan efisien. (Disway)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id