IKN Pasakbumi
Ini adalah jalan masuk ke kompleks HTI. Luas sekali. Hutan tanaman industri ini, Anda sudah tahu, milik konglomerat Sukanto Tanoto.
Truk-truk besar keluar masuk portal IKN itu. Mengangkut kayu. HTI di IKN ini milik PT ITCI Hutani Manunggal. Sukanto Tanoto hanyalah pemiliknya.
Inilah kawasan HTI yang luasnya lebih 160.000 hektare. ITCI, ketika masih dimiliki oleh pengusaha Amerika, melakukan pembabatan hutan di kawasan itu. Tapi ITCI juga melakukan reboisasi.
Saya tidak tahu proses yang terjadi. Belakangan areal ITCI itu menjadi milik Sukanto Tanoto dan Prabowo Subianto. Keduanya meneruskan menanam kayu hutan di situ. Untuk bahan baku pabrik kertas.
Jalan masuk yang lebar ini masih berupa tanah. Dilapisi sirtu. Tidak diaspal. Truk-truk besar akan menghancurkannya.
Saya menyusuri jalan masuk itu. Kanan-kirinya penuh pepohonan. Tumbuhnya rapi. Batangnya kecil-kecil. Tinggi-tinggi. Lurus-lurus. Daunnya tidak banyak.
Itulah pohon eucalyptus. Yang sengaja ditanam. Untuk dijadikan bubur pulp. Bahan baku kertas.
Melihat tingginya, pohon eucalyptus di jalan masuk ini sudah berumur sekitar 4 tahun. Ia akan ditebang di umur 6 tahun. Dipanen. Kayunya diangkut ke Palalawan di Riau.
Di situlah Tanoto punya pabrik pulp dan pabrik kertas yang sangat besar –bersaing besar dengan pabrik pulp dan kertas milik Sinar Mas.
Deretan pohon tinggi itu pun lewat. Pemandangan berikutnya adalah pohon-pohon muda. Baru berumur sekitar 2 tahun. Berarti pohon yang lama sudah dipanen.
Di area berikutnya terlihat tanaman eucalyptus yang sudah lebih besar. Sudah berumur 3 tahun. Begitulah. Selalu ada yang ditebang, selalu pula ada yang baru ditanam.
Perjalanan di dalam kompleks inti IKN ini pun mencapai 10 menit. Sampailah saya di "menara Eiffel". Yakni tower kerangka besi yang tingginya melebihi pohon.
Tower itu mencolok. Menjulang. Warnanya kuning. Sudah vintage. Sejak Orba. Yang meresmikan dulu adalah Mensesneg Soedarmono yang juga ketua umum Golkar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id