Termasuk untuk mencetak baliho, kaos, dan alat peraga kampanye lainnya.
“Tetapi diakuinya sulit diubah. Masyarakatnya juga sudah begitu. Jadi sama-sama rusak,” keluhnya.
Dampaknya kata dia, orang-orang yang memiliki potensi dan mumpuni tidak bisa terpilih.
Itu dialaminya sendiri. Ketika dia mencalonkan diri untuk menjadi anggota DPRD Kota Tasikmalaya, selalu kandas.
Kata dia, faktornya tidak memiliki uang besar. Dan dia juga memang tidak mau menggunakan uang untuk mendapatkan suara.
Harapannya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Tetapi ada daya, taburan uang sejenis jurus Tusuk Sate caleg tajir membuat dirinya tersingkir.
BACA JUGA:5 Keunggulan Jimny 5 Pintu yang Jadi Sorotan Masyarakat Indonesia
Jadinya Akang greget. Seandainya dirinya banyak duit, ingin sekali memodali orang-orang potensial untuk maju di Pilkada atau pileg.
“Ini pentingnya kita harus beunghar (kaya raya),” tegasnya sambil terbahak.
Salah seorang politisi senior, sebut saja Apih, membenarkan juga ongkos politik Pilkada Kota Tasikmalaya.
Namun kata dia tidak sampai Rp 20 miliar. Dirinya sebagai pelaku dalam mensukseskan calon yang diusung partainya bisa menghemat.
BACA JUGA:Mewah Penampakan Xiaomi 14 Ultra yang Dirilis 25 Februari 2024, Berapa Harganya?
“Rp 15 miliar juga cukup. Kalau sekarang naik sedikit lah. Sesuai infalasi,” ceritanya sambil terkekeh.
Saat bercerita dengan Radartasik.com sepekan setelah Pilpres dan Pileg 2024, dia yakinian mampu efisien jika mau ikut polanya.
Memang, Apih ini dua kali mengantarkan kemenangan calon usungan partainya menang di Pilkada Kota Tasikmalaya 2012 dan Pilkada 2017.