Ongkos politik itu kata Apih, dipergunakan untuk biaya-biaya sosialisasi dan konsolidasi.
“Termasuk mahar untuk partai-partai pengusung,” kata dia.
Sebab untuk memperkuat agar menang partainya saat itu butuh koalisi dengan beberapa partai lain.
“Kita pilih partainya yang sekiranya efektif dalam memenangkan Pilkada. Mesin partainya benar-benar bergerak,” cetita Apih.
Mahar partai tutur Apih, beragam. Sebagai orang yang ada di tim inti pasangan wali kota dan wakil wali kota, tahu persis.
BACA JUGA:Jika Jadi Mahasiswa Penerima KIP Kuliah 2024, Ini 3 Bantuan Biaya Pendidikan yang Bisa Didapatkan
“Partai-partai itu kalau sudah ada uang di atas meja, selesai,” paparnya sambil ngakak.
Ketika Radartasik.com tanya untuk Pilkada Kota Tasikmalaya 2024, Apih sejenak terdiam.
“Saat ini tidak ada tokoh kuat. Paling Sekda Ivan Diksan. Itu juga kalau dia mau maju di Pilkada,” katanya.
Apih beralasan, Ivan Diksan yang sekarang ini menjabat Sekda Kota Tasikmalaya, paling paham perpolitikan di Kota Santri.
Ivan kata Apih, pernah mendamping dua wali kota yakni H Budi Budiman dan H Muhammad Yusuf.
Ivan Diksan dianggap memiliki kemampuan bagaimana mengelola Kota Tasikmalaya.
“Ivan Diksan itu orangnya baik. Tinggal ada tidak uangnya atau yang mau sponsori,” hitung Apih.
“Satu lagi, kalau dia (Ivan Diksan) berani tegas. Selama ini terlalu perasa kepada orang lain. Politik tidak bisa begitu, harus berani tegas!” ujar Apih sambil tak henti menghisap rokoknya.