20 Miliar Ongkos Politik Jadi Wali Kota Tasikmalaya, Kalau Mau Lebih Murah Bagaimana?

Kamis 22-02-2024,09:38 WIB
Reporter : Alisundana
Editor : Alisundana

BACA JUGA:31 Petugas KPPS di Tasikmalaya Sakit Usai Pencoblosan Pemilu 2024, 11 Diantaranya Harus Dirawat

Pengamat politik Dr. Asep Tamam kepada Radartasik.com juga tidak menyangkal adanya peran uang dalam politik.

Dia menyampaikan tentang fenomena Pilpres dan Pileg 2024.

Para caleg jadinya, kata Asep Tamam, mengikuti politik pasar. 

Pasar minta harus memberi uang senilai tertentu, akhirnya diikuti oleh para caleg.

BACA JUGA:Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un, Mantan Bupati Tasikmalaya Tatang Farhanul Hakim Tutup UsiaBACA JUGA:Manonjaya Masuk Daftar 10 Kecamatan Teratas Pengasil Durian Tasikmalaya, Hasil Panennya Luar Biasa Mantap

"Siapa yang mau melawan politik pasar. Masyarakatnya begitu. Kalau pasar kan transaksi. Berat menghentikannya," katanya.

Dirinya ingin ada yang tetap melawan politik pasar ini. Sebab banyak tokoh-tokoh yang menjadi panutan umat juga menjatuhkan pilihan politikny berdasarkan politik pasar.

Kondisi ini kata Asep, begitu sulit diubah.  Dirinya hanya bisa mengajak agar dalam politik mengurangi fanatisme kepada kandidat politik.

Supaya ketika kandidat yang didukung kalah tidak menjadi kecewa. Apalagi marah-marah.

Pemimpin daerah dalam tinjauan Dr. Asep Tamam, harus tuntaskan kewajiban. Lebih penting berkreasi melewati kewajibannya.

Tapi ternyata pemimpin daerah tidak terpikirkan untuk melahirkan kreativitas sehingga bisa dikenal daerah lain, bahkan di Indonesia.

“Ini kewajiban (pemimpin daerah) saja belum tercapai. Itu yang wajib, apalagi yang sunah-sunah,” nilainya.

Kategori :