RADARTASIK.COM - Ahmed Aboul Gheit, Sekjen Liga Arab takut perang Palestina-Israel menjadi konflik Keagamaan yang akan menjadi bencana global.
Sekretaris Jenderal Liga Arab ini (LAS) juga mendesak diakhirinya “pengeboman brutal Israel” terhadap warga sipil di Jalur Gaza.
“Kami sangat takut terseret ke dalam konflik agama berskala besar yang akan menyebabkan bencana global bagi seluruh umat manusia,” kata Aboul Gheit pada KTT Perdamaian Kairo dikutip dari RT.
Sedangkan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyebut waktunya telah tiba untuk mengakhiri krisis di Jalur Gaza yang disebabkan oleh meningkatnya konflik Palestina-Israel.
BACA JUGA:Tim Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Melaksanakan PKM di Kelurahan Sumelap
"Waktunya telah tiba untuk bertindak dan mengakhiri mimpi buruk yang mengerikan ini,” ujar Guterres.
“Tindakan untuk membangun masa depan yang sesuai dengan impian anak-anak Palestina, Israel, kawasan ini, dan dunia kita," tegasnya.
Dia juga menyerukan gencatan senjata secepatnya dan pembebasan semua sandera dan menegaskan kembali perlunya solusi dua negara terhadap konflik tersebut.
Di sisi lain, Juru Bicara Militer Israel, Avichay Adraee, telah mengonfirmasi kepada media Arab bahwa ada pilihan menggunakan kekuatan militer untuk membebaskan "sandera yang diculik" di Gaza.
BACA JUGA:Komentar Bobotoh Usai Persib Mampu Menahan Imbang Borneo FC, Banyak yang Puas dengan Ezra Walian
Adraee juga menuturkan dalam wawancara dengan Sputnik, bahwa Hamas memiliki tawanan perang dari 42 negara.
"Ada sandera dari berbagai negara, dan ada juga korban tewas dari 42 negara," ucap Avichay Adraee dikutip dari Al-Quds Al-Arabi.
"Ada 7 orang dari Rusia yang diculik atau hilang dan nasib mereka belum diketahui, dan ada 21 warga negara Rusia yang tewas, dan ini adalah informasi yang telah dikonfirmasi secara resmi oleh Negara Israel," tambahnya.
Mengenai negara-negara yang memiliki jumlah sandera terbanyak, menurut saya ada 8 orang dari Amerika Serikat, 7 orang dari Jerman, 7 orang dari Argentina, 10 orang dari Thailand, dan ada 15 orang yang tewas," jelasnya.
Terakhir, ia tidak mau menjawab dengan lebih rinci mengenai penggunaan kekuatan militer untuk membebaskan tawanan perang di Jalur Gaza.