Entah efek domino solidaritas wong Boyolali yang jawa merembet ke Jatim, faktanya suaranya kalah di bawah Jokowi.
Anies Baswedan dalam suatu kesempatan mengasumsikan peta suara di Pulau Jawa.
Anies Baswedan mengibaratkan Jawa Barat merupakan lahan yang samgat subur.
Tetapi kalau Jawa Tengah bagaikan lahan sangat tandus.
Biji atau benih berkualitas pun sulit untuk bisa tumbuh di lahan tandus.
Sementara Jawa Timur lahan yang butuh pupuk sangat ekstra.
Artinya masih memungkinkan untuk menyemai ‘benih politik’ untuk ‘memanen suara.’
Anies Baswedan melirik Jawa Timur. Awalnya berharap bisa menggandeng figur kuat di Jawa Timur.
Yaitu Khofifah Indar Parawansa ketua Fatayat NU. Juga gubernur Jawa Timur. Klik di sini artikel lain Anies Baswedan.
Apa mau dikata bagaikan bertepuk sebelah tangan, rencana itu kandas.
Boro-boro meminang, bertemu Khofifah Indar Parawansa saja Anies Baswedan kesulitan.
Khofifah menurut Dahlan Iskan seperti dilansir dari Harian Disway, tidak bersedia menemui Anies Baswedan.
Kata Dahlan Iskan, berbagai utusan diminta menemui Khofifah.
Tapi tidak ada yang berhasil. Apalagi setelah ada berita penggeledahan ruang kerja Khofifah.
Lalu, pilihan jatuh pada Mahfud MD. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.
"Ahli hukum yang pemberani. Dari NU. Juga dari Jatim. Tapi Mahfud pagi-pagi sudah menyampaikan isyarat: tidak mau," tulis Dahlan Iskan melalui rubrik Catatan Dahlan Iskan.