Minumnya pasti air es, dari dulu begitu. Tapi beliau adalah sosok yang kreatif, ulet, pekerja keras, ide-idenya selalu nyeleneh. Ada saja ide saran yang sering didiskusikan.
Meskipun kalau di kantor saya tidak terlalu dekat, tapi saya banyak bercerita,, banyak konsultasi, banyak mendengarkan saran-saran beliau. Tidak jarang saya juga sering berkeluh kesah tentang banyak hal.
Pak Radi sesekali menanggapinya santai. Terkadang kalau tidak bisa menjawab, dia selalu mencari jawaban dari artikel-artikel yang kemudian dikirim ke saya untuk dibaca.
Pengetahuannya selalu update, tentang bisnis, tentang ekonomi, bahkan terakhir memberikan masukan pada saya tentang buku-buku referensi untuk penelitian yang sedang saya kerjakan.
Pak Radi juga sosok pecinta keluarga. Dia sering bercerita tentang kekhawatirannya yang meninggalkan orang tuanya (dulu sebelum orang tuanya meninggal) yang yang sudah sepuh. Kalau bercerita tentang ayahnya yang sudah sepuh, matanya selalu berkaca-kaca.
Beliau pun bukan orang pemarah, nyaris tidak pernah mendengar dia marah pada anak buahnya di kantor. Kalau pun kesal, biasanya hanya diam.
Bagi saya beliau adalah guru. Mengajarkan saya banyak hal. Dari mulai saya magang dulu sampai saat ini. Beliau juga bisa dijadikan teman, tempat berkeluh kesah, berdiskusi.
Saya tahu begitu cintanya beliau pada Radar Tasikmalaya, begitu penuh tangungjawabnya beliau terhadap pekerjaan dan begitu besar perjuangan serta dedikasi beliau yang turut membangun Radar Tasikmalaya.
Di kalangan teman-teman di Radar Tasikmalaya, beliau dikenal sosok yang humble. Sebagai wartawan senior Radar Tasikmalaya Group yang menjabat sebagai Pimpinan Perusahaan radartasik.com.
Sejak setahun ini, Radi Nurcahya, beliau diberi mandat membesarkan radartasik.com, media online anak perusahaan Radar Tasikmalaya Group.
Sebelumnya, karir beliau di dunia jurnalistik dimulai sekitar tahun 2000 dengan bergabung di Radar Cirebon. Selang 4 tahun, ayah dari 2 putra itu mendapat tugas di Kota Tasikmalaya.
Pak Radi, sapaan akrabnya, turut membesarkan koran Radar Tasikmalaya. Itu terjadi 19 tahun lalu. Lewat ide briliannya dan pengalamannya sebagai wartawan ekonomi bisnis, Pak Radi menjadi manajer iklan.
Radar Tasikmalaya pun membesar. Hingga akhirnya dari Kantor di Cipedes berupa rumah menjadi kantor koran di Jalan SL Tobing. Kantor koran terbesar se-Priangan Timur.