MESIR, RADARTASIK.COM— Sejak 1922 atau ketika makam Firaun pertama kali ditemukan, tim Arkeolog Howard Carter menemukan lebih dari 5.000 artefak.
Di antara ribuan temuan barang-barang itu, seperti emas, perak, kayu hitam, gading, perhiasan berharga, senjata, perabotan, linen halus dan parfum langka, ada sepotong kecil kain menarik perhatian para ahli.
Seperti dilansir dari laman ancient-origins, kain tersebut ialah kondom Raja Firaun dan tampaknya, dianggap penting baginya untuk menerima keabadian.
BACA JUGA: Bursa Transfer Serie A: Rumor Dybala, Gleison Bremer, De Ketelaere, de Ligt, dan Andrea Petagna
Kondom yang ditemukan di makam raja Mesir tutankhamun berisi jejak DNA-nya, terdiri dari sarung yang terbuat dari linen halus, direndam dalam minyak zaitun, dan diikatkan pada tali yang akan diikatkan di pinggangnya.
Bertanggal 1350 SM, kondom itu merupakan yang paling tertua yang pernah ada di dunia.
Jika kondom digunakan untuk kontrasepsi, bukan untuk tujuan ritual atau pencegahan penyakit, kemungkinan tidak akan efektif.
BACA JUGA: Terinspirasi Fans AS Roma, Mourinho Buat Tato Baru
Memang, sisa-sisa dua janin juga ditemukan di makamnya, dan pengujian genetik mengungkapkan Raja Tut adalah ayahnya. Orang Mesir kuno juga memiliki metode kontrasepsi lain.
Papirus Medis Kahun (dikenal juga sebagai Papirus Ginekologi), yang bertanggal sekitar tahun 1825 SM.
Dalam dokumen itu, ada cara penggunaan campuran kotoran buaya dan beberapa bahan lain (hingga kini belum diketahui) sebagai kontrasepsi.
BACA JUGA: Tanpa Pasokan Gas Rusia, Jerman Tidak akan Panik
Campuran ini kemudian akan dibentuk menjadi pessary. Menurut satu hipotesis, kotoran buaya bersifat basa, sehingga bertindak sebagai spermisida atau alat pencegah kehamilan.
Orang Mesir mungkin termasuk di antara peradaban pertama yang menggunakan kondom, tetapi yang lain segera menyusul. Di Roma kuno, kondom dibuat dari linen dan usus hewan atau kandung kemih.
Sarung kuno Cina kuno dari kertas sutra direndam dalam minyak.