Kenapa Mesir Menolak Menerima Pengungsi dari Jalur Gaza?

Kenapa Mesir Menolak Menerima Pengungsi dari Jalur Gaza?

Perlintasan perbatasan Rafah yang dipenuhi pengungsi dari Jalur Gaza Palestina-Tangkapan Layar X-

RADARTASIK.COM - Presiden Abdel Fattah Sisi mengungkapkan kenapa Mesir menolak menerima pengungsi dari Jalur Gaza, karena akan mengagalkan upaya untuk memerdekakan Palestina.

Mesir diketahui menutup perlintasan perbatasan Rafah, satu-satunya jalan yang menghubungkan Jalur Gaza dengan negara selain Israel setelah IDF meminta warga mengungsi. 

Saat konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Schulz, Abdel Fattah El-Sisi mengatakan Israel sedang berusaha untuk mendorong penduduk sipil untuk mencari perlindungan dan bermigrasi ke Mesir bukan karena alasan kemanusian.

BACA JUGA:Getaran Gempa 114 Kilometer Barat Daya Kabupaten Garut Sampai ke Kota Tasikmalaya

Ia kemudian menunjukkan bahwa Israel juga memiliki Gurun Negev, jika hanya ingin memindahkan warga sipil Jalur Gaza ke tempat yang aman dan menampung pengungsi.

"Jika ada gagasan perpindahan di Israel, maka Gurun Negev akan tetap ada di Israel, sampai Israel menyelesaikan misi yang telah dideklarasikannya," kata Sisi yang dikutip dari Al-Quds Al-Arabi. 

"Memindahkan pengungsi ke Mesir berbahaya, karena Sinai akan berubah menjadi basis operasi melawan Israel dan perdamaian akan hilang," lanjutnya. 

Dia menambahkan, "Kata-kata saya kepada semua orang yang peduli terhadap perdamaian di kawasan: Kami adalah negara berdaulat, sejak penandatanganan perjanjian damai dengan Israel, bahwa jalan ini menjadi pilihan strategis yang kami inginkan dan kembangkan. Kami berupaya untuk mendukung negara-negara lain agar dapat bergabung."

BACA JUGA:BREAKING NEWS! Gempa 5.6 SR Guncang Jabar Selatan

Presiden Mesir ini lalu menjelaskan konflik yang terjadi karena Israel tak pernah mengijinkan Palestina untuk merdeka. 

“Jalur Gaza kini berada di bawah kendali negara Israel, dan yang membawa kita pada situasi ini karena negara Palestina belum muncul selama 30 tahun terakhir,” paparnya. 

“Meskipun berbagai inisiatif dan undang-undang telah dikeluarkan oleh Amerika, PBB, dan organisasi-organisasi internasional, serta inisiatif-inisiatif Arab untuk mendirikan negara tanpa senjata di Palestina,” ujarnya. 

Sisi kemudian menyarankan agar ada penempatan pasukan PBB, NATO, atau pasukan Arab yang akan menjamin keamanan dan stabilitas karena isu Palestina dianggap sebagai isu paling penting di dan berdampak besar terhadap situasi di Timur Tengah. 

“Kami mengusulkan agar ada pasukan PBB, pasukan NATO, atau pasukan Arab yang akan menjamin keamanan dan stabilitas rakyat Israel, warga negara Israel, rakyat Palestina, dan warga negara Palestina,” tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: