Kemudian disusul oleh sektor pengelolaan lingkungan berkelanjutan terkait sumber daya alam hayati dan tata guna lahan sebesar Rp 45,2 triliun, serta transportasi rendah emisi Rp 14,6 triliun.
Terkait prinsip ESG, setiap tahunnya BRI telah menerapkannya sejak tahun 2013. Pada saat itu, perseroan menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mempublikasikan sustainability report.
BACA JUGA: Motor Matic Masuk Kolong Bus di Kadipaten, Pengendara Luka-Luka yang Dibonceng Patah Kaki
Lalu pada 2017, ESG menjadi isu yang dimanifestasikan dalam kebijakan di tataran internal melalui General Sustainable Finance dan CPO Policy.
Masih pada 2017, BRI menjadi First Mover on Sustainable Banking. Setahun berikutnya, perseroan diangkat sebagai ketua Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI).
Berlanjut pada 2019, BRI menerbitkan sustainability bond senilai US$ 500 juta dan membuat rencana aksi keuangan berkelanjutan 2019-2024.
BACA JUGA: Sopir Bus Rombongan SDN Sayang Jatinangor Jadi Tersangka, Terancam 12 Tahun Penjara
Kemudian pada 2020, perseroan melakukan kalkulasi emisi dari gas rumah kaca, dilanjutkan pada 2021 melalui beberapa strategi, seperti mendirikan ekosistem ultra mikro (UMi) dan menghadirkan ESG Desk dan ESG Committee.
Terbaru, pada Juni tahun 2022 ini, BRI menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan atau green bond dengan menargetkan penghimpunan dana sebesar Rp 15 triliun, dengan jumlah emisi tahap I di tahun 2022 sebanyak-banyaknya Rp 5 triliun.
Hasil penghimpunan dana tersebut akan dialokasikan paling sedikit 70 persen untuk kegiatan usaha atau kegiatan lain yang termasuk dalam kriteria kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL).