Jumlah Siswa SMKN 1 Cipatujah Tasikmalaya Diduga Keracunan MBG Bertambah, Kini 33 Pelajar Dirawat

Jumlah Siswa SMKN 1 Cipatujah Tasikmalaya Diduga Keracunan MBG Bertambah, Kini 33 Pelajar Dirawat

Kolase siswa SMKN 1 Cipatujah Tasikmalaya diduga keracunan MBG, Rabu 1 Oktober 2025. istimewa-tangkapan layar ponsel--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Kasus dugaan keracunan makanan kembali terjadi di Kabupaten TASIKMALAYA

Sebanyak 33 siswa SMK Negeri 1 Cipatujah mengalami mual, pusing, sakit perut, hingga diare setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Rabu 1 Oktober 2025.

Sejumlah rekaman video yang beredar memperlihatkan siswa terbaring lemah di dalam ambulans, sebagian lainnya mendapat pertolongan darurat berupa infus dari tim medis. 

“Penanganan dilakukan sebagian di ambulans, sebagian lagi di Puskesmas Pembantu Padawaras. Karena banyak korban, mereka harus menunggu giliran,” ujar Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi.

BACA JUGA:Guru Madrasah di Tasikmalaya Tuntut Pengakuan, 20 Tahun Mengabdi Hanya Digaji Rp100 Ribu

Kepala Puskesmas Cipatujah, Cepi Anwar, membenarkan adanya kasus keracunan massal tersebut. 

Menurutnya, korban dirujuk ke sejumlah fasilitas kesehatan karena jumlah pasien cukup banyak. 

“Saat ini ada 33 siswa yang kami tangani. Mereka tersebar di Puskesmas Cipatujah, Puskesmas Bantarkalong, Pustu Desa Darawati, dan Klinik Medika. Kami agak kewalahan karena pasien datang bertahap,” jelas Cepi.

Di Puskesmas Bantarkalong sendiri, tercatat ada enam siswa yang harus mendapat perawatan. 

BACA JUGA:Lagi Hits! 5 Wisata Keluarga di Garut dan Harga Tiket Masuk Terbaru

Kepala Puskesmas Bantarkalong, Riski Tazali, mengatakan gejala yang dialami pasien serupa dengan korban lainnya. 

“Benar, kami menerima enam siswa dari Cipatujah dengan keluhan sama, dugaan kuat akibat makanan yang dikonsumsi,” katanya.

Sebagian siswa lainnya masih menjalani perawatan di Puskesmas Pembantu Padawaras, bahkan ada yang menjalani pemulihan di rumah masing-masing. 

“Data korban masih terus kami kumpulkan, karena gejalanya bervariasi. Ada yang ringan, ada pula yang perlu penanganan lebih lanjut,” tambah Cepi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait