Pelajar Jadi Garda Depan Kesiapsiagaan Bencana di Kota Tasikmalaya

Pelajar Jadi Garda Depan Kesiapsiagaan Bencana di Kota Tasikmalaya

Kolase simulasi evakuasi kebencanaan di lingkungan SMPN 15 Tasikmalaya saat peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana, Rabu 30 April 2025. rezza rizaldi / radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Pemerintah Kota Tasikmalaya memusatkan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 di lingkungan sekolah dengan menggelar simulasi penanggulangan bencana di SMP Negeri 15 Tasikmalaya, Rabu 30 April 2025. 

Fokus kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran dan kesiapan pelajar dalam menghadapi potensi bencana, khususnya gempa bumi.

Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, menyampaikan bahwa pendidikan menjadi titik awal penting dalam membangun budaya siaga bencana.

"Kesiapsiagaan harus dimulai dari elemen terkecil, salah satunya sekolah. Kami libatkan pelajar agar mereka paham cara mengantisipasi bencana, meminimalkan risiko, dan siap menghadapi situasi darurat," ujar Viman.

BACA JUGA:Izin Kemendagri Tak Kunjung Turun, Pemkot Tasikmalaya Segera Isi Jabatan Eselon III dan IV

Ia juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam penanganan bencana, merujuk pada kesuksesan pengelolaan arus mudik dan balik Idul Fitri yang diapresiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

“Keberhasilan ini menunjukkan kolaborasi semua pihak sangat penting, termasuk untuk kesiapsiagaan bencana,” terangnya.

Viman memastikan Pemkot akan mendukung program penanggulangan bencana sesuai kemampuan anggaran. Salah satunya melalui pemetaan dan peningkatan infrastruktur pendidikan. 

“Kami akan data dan prioritaskan sarana prasarana pendidikan untuk renovasi, dengan dukungan provinsi dan pusat,” katanya.

BACA JUGA:Masalah PSU Perumahan Mengemuka, Mahasiswa Desak Pemkot Tasikmalaya Tindak Tegas Pengembang Bandel

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD dan Damkar Kota Tasikmalaya, H Ucu Anwar, menekankan pentingnya edukasi kebencanaan di sekolah. 

“Anak-anak harus jadi agen informasi di lingkungan rumahnya. Yang paling penting adalah kemampuan evakuasi mandiri di tempat tinggal mereka,” tutur Ucu.

Ia menjelaskan bahwa simulasi difokuskan pada potensi gempa bumi karena struktur bangunan SMPN 15 yang padat dan berhimpitan. 

“Kami siapkan jalur evakuasi untuk mengurangi risiko korban dan memberikan pemahaman soal bahaya bencana,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait