Antisipasi Potensi Gempa Megathrust, BPBD Kabupaten Pangandaran Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Antisipasi Potensi Gempa Megathrust, BPBD Kabupaten Pangandaran Imbau Masyarakat Tetap Waspada

BPBD Kabupaten Pangandaran saat sosialisasi mitigasi bencana pada 2021 lalu termasuk soal gempa megathrust. deni nurdiansah / radar tasikmalaya--

PANGANDARAN, RADARTASIK.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa megathrust, namun tidak perlu panik.

Kepala Harian BPBD Kabupaten Pangandaran, Untung Saeful Rokhman, menyampaikan bahwa isu mengenai gempa megathrust saat ini sedang menjadi perhatian. 

"Kita belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya, seperti tsunami yang terjadi di Pangandaran pada tahun 2006," ujarnya pada Jumat 23 Agustus 2034.

Menurut Untung, gempa megathrust berpotensi menimbulkan tsunami. Oleh karena itu, BPBD Pangandaran telah melakukan upaya mitigasi sejak dini. 

BACA JUGA:Dinkes Kota Tasikmalaya Ajak Kolaborasi Atasi Stunting dan KEK

"Kami telah mendapatkan informasi dari BMKG terkait potensi gempa megathrust ini, mengingat Kabupaten Pangandaran berada di atas lempeng Australia-Indo yang panjang," tambahnya.

Untung juga menyebutkan bahwa gempa megathrust dapat menghasilkan getaran dengan kekuatan di atas 8 skala Richter. 

"Ini berarti gempa tersebut bisa sangat dahsyat. Namun, masyarakat tidak perlu menjadikannya sebagai momok yang menakutkan," katanya.

Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat, meski Pangandaran diharapkan tetap aman. 

BACA JUGA:Usaha Klaster Jeruk Ini Makin Berkembang Berkat Pemberdayaan BRI

"Insya Allah, Pangandaran aman. Yang terpenting adalah tetap waspada," tegas Untung.

Untung menambahkan bahwa prediksi waktu dan lokasi terjadinya bencana tidak bisa dipastikan. 

"Kita hanya bisa melihat dari sisi potensinya. Oleh karena itu, semua pihak harus tetap waspada," pungkasnya.

Sekadar diketahui, gempa megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, yaitu area di mana satu lempeng tektonik bergerak di bawah lempeng lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: