Licin Bagaikan Belut, Genk Motor di Kota Tasikmalaya Paling Susah Ditangkap Aparat Keamanan

Licin Bagaikan Belut, Genk Motor di Kota Tasikmalaya Paling Susah Ditangkap Aparat Keamanan

Ryan warga Sambongpari yang menjadi korban kebrutalan genk motor di Kota Tasikmalaya pada Minggu dini hari, 16 Desember 2023-radartasik-

“Minggu subuh diburu oleh warga daerah saya. Kata keponakan saya yang ikut memburu  genk motor,  ternyata masih anak usia SMP. Teman-temannya kabur,” ungkap Jaya, salah seorang warga Cigeureung.

BACA JUGA:RESMI Dibuka, Ini Petunjuk Pendaftaran Tenaga Kesehatan Haji 1444 H/2024 M, Ketahui Juga Persyaratannya

BACA JUGA:Polres Tasikmalaya Petakan Kerawanan Natal dan Tahun Baru 2024

Menurut Jaya, dirinya mendengar kalau di Jalan SL Tobing ada 3 warga yang dianiaya kelompok genk motor secara brutal.

Kemungkinan besar, duga Jaya, anggota genk motor yabg tertangkap itu kelompok yang menganiaya 3 warga Kota Tasikmalaya di Jalan SL Tobing.

Sebab kejadiannya berdekatan waktunya. Jaya menduga genk motor itu kabur dari arah Jalan SL Tobing ke daerahnya.

H Uum Syarif Usman,  orang Tasik yang bermukim di Bandung, begitu miris atas seringnya kejadian aksi brutal genk motor menganiaya warga.

“Ini perlu ada langkah langkah kongkrit dari pimpinan kota (Muspida). Sudah terlalu sering. Kalau dibiarkan mereka akan semakin besar,” ujarnya.

Dikatakan Uum Syarif Usman, warga sudah banyak yang berinisiatif ingin membentuk pasukan pengaman pemburu geng motor.

 “Saya mendengar pembicaraan ini ketika kejadian tempo hari di Jalan Letnan Harun. Tapi sangat riskan kalau warga sudah turun tangan sendiri,” kata pria yang merupakan pimipinan  pondok pesantren Al Furqon di Singaparna ini.

Menurut Kang Uum, begitu sapaannya, ada jalan yang tidak perlu melibatkan warga dalam menangani genk motor.

BACA JUGA:Kaskostrad Mayjen TNI Farid Makruf MA, Jenderal Sakera yang Piawai Rajut Kebhinekaan Masyarakat, Ini Sosoknya

BACA JUGA:4 Keunggulan Big Screen TV Samsung, Salah Satunya Pengalaman Sinematik di Bioskop Rumahan

“Inteljen mestinya tahu simpul dan pusat gerakan mereka. Di mana mereka berkumpul, siapa tokoh berpengaruhnya, dan apa yang mereka rencanakan,” tandasnya.

“Pertama, lakukan antisipasi dini dengan pendekatan khusus pada simpul mereka. Kedua, penindakan dini. (Yakni) dengan data intelijen yang akurat. Begitu mereka berangkat keluar dari sarangnya langsung tangani oleh aparat. Kenakan pembinaan dan sanksi yang menimbulkan efek jera,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: