Direktur Corriere dello Sport: Jose Mourinho Tak Layak Dihukum dan Tak Perlu Minta Maaf

Direktur Corriere dello Sport: Jose Mourinho Tak Layak Dihukum dan Tak Perlu Minta Maaf

Jose Mourinho-Tangkapan Layar Instagram @seriea-

RADARTASIK.COM - Direktur Corriere dello Sport, Ivan Zazzaroni merasa Jose Mourinho tak layak dihukum dan tak perlu minta maaf setelah dipanggil jaksa FIGC atas konfik terbarunya dengan wasit.

Bahkan, headline dari Corriere dello Sport, memberi judul "José bebas" dengan mengutip pandangan dari direktur mereka, Ivan Zazzaroni. 

Zazzaroni menyatakan pendapatnya bahwa jaksa FIGC sebaiknya tidak memberikan hukuman skorsing kepada Mourinho setelah ucapannya yang dianggap menyerang wasit Marcenaro.

Menurut Zazzaroni, apa yang dikatakan Mourinho tentang kurangnya stabilitas mental pada wasit mungkin memiliki kebenaran, mengingat jejak karir pelatih AS Roma tersebut selama puluhan tahun di dunia sepak bola. 

BACA JUGA:Jose Mourinho Anggap Sassuolo Tak Bermartabat Atas Ucapannya Kepada Domenico Berardi

"Bagaimana jika sepakbola kali ini tidak memberikan hukuman kepada Mourinho?", tanyanya. 

"Bagaimana jika buktinya lebih kuat daripada kata-kata, terutama yang diungkapkan oleh seorang profesional yang selama lebih dari dua puluh tahun berada di tingkat tertinggi, melihat, mendengar, dan bahkan mengalami berbagai situasi," tambah Zazzaroni.

Direktur Corriere dello Sport ini juga berpendapat bahwa Jose Mourinho tidak perlu meminta maaf, terutama setelah melihat kebijakan terbaru pemerintah Italia yang mewajibkan psikotes bagi para pengambil kebijakan yudisial. 

"Saya telah mengikuti konferensi pers dalam bahasa Italia dari pelatih Roma dengan seksama dan menghargai bahwa dia tidak meminta maaf kepada Marcenaro, karena permintaan maaf tidak diperlukan," ujarnya.

BACA JUGA:Kata Jose Mourinho Usai Pertemuan dengan Jaksa FIGC: Saya Mengharapkan Keadilan

"Mourinho telah membahas tentang stabilitas mental. Kebetulan, dalam beberapa hari terakhir, pemerintah kembali mempertimbangkan pengenalan tes psiko-attitudinal sebagai syarat untuk masuk ke dalam jabatan yudisial," ucapnya. 

"Sudah jelas bahwa wasit adalah hakim di lapangan, dan oleh karena itu, disarankan untuk mengikuti tes tersebut," lanjutnya. 

"Namun, pada kenyataannya, teknologi VAR telah menjadi bagian integral dari keadilan olahraga, dan membawa tanggung jawab baru," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: Corriere dello Sport