Tiga Unggulan Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring Sesuai Target, Ini Hasilnya
Program Coordinator dan Institusional Development & Capacity Building, Nandang Mulyana saat menikmati alam di Kampung Dumaring, belum lama ini.-charles bale/ radartasik tv.disway.id-
Nandang berpendapat, di Kampung Dumaring ada hal yang berbeda. Dimana langkah yang terlebih dahulu dilakukan adalah pada aspek pemanfaatan.
BACA JUGA:Dumaring Forest Camp 2023 Sukses, Pelajar SMA Susur Hutan, Begini Pesan Bupati Berau
“Misalnya di Taman Sungai Dumaring (TSD), kita mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan jasa lingkungan. Nah, ketika masyarakat merasakan manfaat dari jasa lingkungan itu, tentu saja dia akan melindungi dari mana sumber jasa lingkungan itu diperoleh,” ulas pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat itu.
Nandang mencontohkan, aliran air Taman Sungai Dumaring memanfaatkan sumber mata air dari Sungai Dumaring. Karena dari pemanfaatan sumber mata air—jasa lingkungan—dan dirasakan hasilnya, masyarakat akan terdorong menyelamatkan daerah tangkapan air dan sempadan sungai.
“Nah perbedaan dengan daerah lain, kita mengubah dari trilogi itu diawali dari manfaatkan dulu, kemudian pelajari dan dilindungi,” terang dia.
Untuk memuluskan program ini terus berlanjut, Nandang bersama tim akan melakukan perbaikan secara kontinu dan menyeluruh. Agar apa yang telah ditetapkan dalam logical frame work bisa tercapai sesuai tatanan waktu yang telah ditentukan.
BACA JUGA:Tokoh Adat Kampung Dumaring Melihat Pengembangan Desa Wisata di Hutan Adat Wonosadi
Diketahui, tahun 2020 Taman Sungai Dumaring dibangun sebagai objek wisata oleh Pemerintah Desa melalui Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dan masyarakat.
Areal TSD juga memiliki fasilitas lengkap. Outbond, gazebo di tepi sungai, sarana bermain anak, glamping, paintball, serta dua bangunan tempat menginap serta ada juga kantin.
Bersamaan Program Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring, turut dilakukan pengembangan usaha masyarakat.
Dengan basis sumberdaya hutan dan jasa ekosistem, sehingga pengelolaan dilakukan aparat desa dan masyarakat setempat.
LPHD sebagai ujung tombak penggerak ekonomi dalam Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring, mengemas TSD lewat jasa lingkungan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
LPHD juga mengembangkan sayap usaha lain. Yakni dengan membentuk kelompok-kelompok usaha melalui Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
Di bawah naungan LPHD, peningkatan ekonomi masyarakat mulai ditopang sedikitnya oleh 7 KUPS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: