Tiga Unggulan Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring Sesuai Target, Ini Hasilnya

Tiga Unggulan Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring Sesuai Target, Ini Hasilnya

Program Coordinator dan Institusional Development & Capacity Building, Nandang Mulyana saat menikmati alam di Kampung Dumaring, belum lama ini.-charles bale/ radartasik tv.disway.id-

BERAU, KALTIM, RADARTASIK.COM – Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring sudah berjalan tiga setengah tahun. Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring sesuai target yang telah dirancang.

Seluruh konsep ini terus dijalankan oleh pengelola program yakni Aksenta (PT Gagas Dinamiga Aksenta) menggandeng Yayasan Belantara, KPH Berau Pantai serta Pemerintah Desa/ Kampung Dumaring, Tokoh Adat dan tokoh kampung.

“Secara keseluruhan, program sudah berlajan sesuai frame work. Namun demikian, layaknya sebuah program, ada  penyesuaian dengan dinamika di lapangan. Namun secara umum berjalan sesuai dengan frame work tadi,” ungkap Program Coordinator dan Institusional Development & Capacity Building, Nandang Mulyana.  

Pentingnya penyesuaian pelaksanaan program ini, menurut Nandang, agar di tingkat teknis pelaksana tidak mengendurkan semangat dan keterlibatan masyarakat. 

BACA JUGA:LUAR BIASA! Alam Lestari di Kampung Dumaring Juara 3 Nasional KLHK 2022, Lagi Raih Prestasi Tingkat Nasional

“Program ini harus berjalan dan tidak melemahkan partisipasi masyarakat. Jadi kami tidak bisa memiliki kesan memaksakan dengan jadwal program, namun lebih kepada menyesuaikan dengan dinamika masyarakat,” bebernya. 

Ditegaskan Nandang, Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring memiliki tiga tujuan utama.


Kepala Kampung Dumaring Salehuddin (kiri) bersama Direktur Aksenta Odjat Sujatnika, Pakar Program Konservasi atau Conservation Program Expert Panel (CPEP) Prof Sudarsono Seodomo Ph.D, Program Coordinator dan Institusional Development & Capacity Building, -Tiko Heryanto-radartasik.disway.id

Pertama, menyelamatkan Hutan Desa Dumaring, kedua melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat—melalui usaha-usaha konservasi—, dan ketiga mengembangkan kelembagaan untuk pengelolaan konservasi.

“Berdasarkan data yang kami miliki, tahun 2011 sampai 2022 misalnya, jumlah tutupan lahan tidak berkurang sesuai dengan SK awal yaitu 5.080 hektar. Dan saat ini pun 5.080 hektar,” ungkapnya.

BACA JUGA:Dumaring Raih Dua Penghargaan Tingkat Nasional, Bupati Berau Terima Lencana Bakti Pembangunan Desa

Banyak pandangan, kegiatan konservasi berisi soal larangan-larangan atau pembatasan terhadap aktivitas masyarakat.

Padahal, sebut Nandang, dalam konservasi modern adalah bagaimana seluruh sumber daya alam bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan kelestariannya.

“Para praktisi konservasi mengenal adanya save it, study it, use it. Artinya lindungi, pelajari dan manfaatkan. Jadi trilogi tersebut mengharuskan sebuah komunitas ketika ada sumber daya yang terbatas, itu menyelamatkan terlebih dahulu. Kemudian kenapa diselamatkan agar bisa dipelajari. Setelah dipelajari kemudian agar dimanfaatkan,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: