Taman Sungai Dumaring, Ujung Tombak Desa Wisata Kabupaten Berau, Polanya Mirip Wisata Kalibiru Yogyakarta
Tokoh masyarakat dan Kepala Kampung (Kelapa Desa) Dumaring Kabupaten Berau, Kalimatan Timur usai menggelar pertemuan resmi dengan pengelola Hutan Kemasyarakatan (HKm) Kalibiru, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.-Tiko Heryanto-radartasik.disway.id
JOGJA, RADARTASIK.COM – Tokoh adat Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, bernama Suardi, tampak semangat. Pria kelahiran 01 Januari 1969 itu memberikan dukungan penuh atas pengembangan Taman Sungai Dumaring (TSD).
“Mulai saat ini harus bersama, kita mendukung penuh untuk mengembangkan Desa Dumaring,” ungkap Suardi disambut riuh tepuk tangan belasan rombongan Kampung Dumaring.
Suardi menyampaikan pesan tersebut dalam pertemuan antara Kepala Kampung (Kepada Desa) Dumaring Salehuddin dan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Mohammad Andre, serta tokoh masyarakat lainnya dalam kunjungan ke kawasan wisata Kalibiru Yogyakarta, Senin dan Selasa (06-07 Maret 2023).
Rombongan tokoh masyarakat dan Kepala Kampung (Kelapa Desa) Dumaring Kabupaten Berau, Kalimatan Timur ini, menggelar pertemuan resmi dengan pengelola Hutan Kemasyarakatan (HKm) Kalibiru, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
BACA JUGA:SIAP-SIAP Ratusan Juta Orang Bakal Mudik di LEBARAN Tahun 2023, Tujuan Terbanyak Menuju Jawa Tengah
Membuka Mindset
Dibahas dalam pertemuan soal hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat. Termasuk dampak dan manfaat kelola usaha jasa lingkungan wisata alam Kalibiru dalam menggerakan ekonomi desa.
Kalibiru melengkapi deretan tujuan wisata di Yogyakarta. Kawasan di ketinggian 450 Mdpl ini dikenal sebagai kawasan Desa Wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Suardi, tokoh adat Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, saat menikmati keindahan Wisata Kailibiru Yogyakarta.-Tiko Heryanto-radartasik.disway.id
Daya tarik wisata di kawasan ini terbentangnya alam pegunungan yang asri dan hijaunya kawasan hutan. Pembangunan Wisata Kalibiru Yogyakarta dilakukan sebagai salah satu bentuk pemanfaatan jasa lingkungan (jasling) atas dasar Izin Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan.
Izin tersebut diperoleh kelompok pengelola hutan. Hal ini juga berkat keseriusan masyarakat ditunjang dengan kepercayaan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat di sekitar hutan.
BACA JUGA:WOW LIDAH MERTUA Bisa Bikin Ruangan Makin Sejuk, Ini 5 Tanaman Lainnya
Tokoh masyarakat sekaligus Ketua Pengelola Objek Wisata Kalibiru, Sudadi menyampaikan, keindahan Kalibiru tidak lepas dari keringat masyarakat.
Sejak digelorakan tahun 1995, kawasan ini mulanya hutan gundul dan tandus. Masyarakat diberikan hak untuk memanfaatkan lahan dengan pola tumpang sari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: