PERTEMPURAN Heroik di Tasikmalaya, Pasukan Kapten Burdah Menyergap Belanda di Jalur Tasikmalaya-Singaparna

PERTEMPURAN Heroik di Tasikmalaya, Pasukan Kapten Burdah Menyergap Belanda di Jalur Tasikmalaya-Singaparna

Ilustrasi pejuang kemerdekaan Indonesia. Image: ist--


Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya saat menceritakan perjuangannya bersama Kapten Burdah, ayahnya Rhoma Irama saat berjuang melawan Belanda di Tasikmalaya. Foto: Tangkapan layar Youtube Bisikan Rhoma--

Saat menjadi bintang tamu dalam acara yang dipandu Rhoma Irama di chanel Youtubenya Bisikan Rhoma, Eddie Marzuki Nalapraya mengaku memiliki hubungan dekat dengan Kapten Burdah.

Eddie Nalapraya bercerita berada di Tasikmalaya saat itu bersama adik sang kakek yang bekeraja di Post, Telegraph dan Telephone atau PTT. 

Dia bersama keluarganya mengungsi ke Tasikmalaya karena saat itu Jakarta diduduki Belanda.

Eddie Marzuki Nalapraya juga menceritakan saat bergabung dengan pasukan Detasemen Garuda Putih yang dipimpin Kapten Burdah, ayahnya Rhoma Irama itu. 

Menjelang 21 Juli 1947, Belanda sudah melaksanakan aksi militer.

Di berbagai daerah, termasuk di Tasikmalaya, para pejuang kemerdekaan melakukan aksi perlawanan kepada Belanda.

“Nah kebetulan saya duduk di SMP. Menjelang 21 Juli 1947, Belanda sudah melaksanakan aksi militer,” ujar Mayjen (Pur) Eddie Marzuki Nalapraya.

Perlawanan para pejuang kemerdekaan Indonesia di Tasikmalaya kepada pasukan Belanda salah satunya yaitu penyerangan kepada iring-iringan pasukan Belanda di jalur Gunung Kacapi, antara Tasikmalaya-Singaparna.

Pertempuran Gunung Kacapi terjadi pada bulan Agustus 1947 antara pasukan Detasemen Garuda Putih dengan pasukan Belanda.

“Penyerangan ke Gunung Kacapi itu setelah itu (Belanda melakukan aksi militernya). Kira-kira Agustus,” ujar Eddie Marzuki Nalapraya.

Gunung Kacapi itu, kata Eddie Marzuki Nalapraya, bukit yang berada di jalur antara Tasikmalaya-Singaparna.

“Antara Jalan Tasikmalaya sampai ke Singaparna,” papar tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia ini.

“Sekarang dipakai pariwisata,” papar tokoh pencak silat dunia ini.

Karena Belanda juga waktu itu menyerang para pejuang di Gunung Kacapi, maka para pejuang kemerdekaan mengungsi ke Cibeuti, Kawalu, Kota Tasikmalaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: