Kisah Lucu Pilpres 2014 Dahlan Iskan Juara Konvensi Demokrat Lalu Dukung Jokowi....Eeeh Malah Masuk Penjara

Kisah Lucu Pilpres 2014 Dahlan Iskan Juara Konvensi Demokrat Lalu Dukung Jokowi....Eeeh Malah Masuk Penjara

Dahlan Iskan salah satu peserta Konvensi Partai Demokrat pada Pemilu 2014 lalu.-Foto: dok-

Relawan lainnya mendorong Dahlan Iskan merwpat ke Prabowo-Hatta Rajasa. Akhirnya Dahlan Iskan menentukan sikap mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Dia bawa relawannya untuk deklarasikan dukungan ke Jokowi-Jusuf Kalla di Sentul Bogor Jawa Barat.

Relawan Dahlan Iskan akhirnya terpecah. Ada yang manut ikut mendukung Jokowi-Jusuf Kalla.

Relawan lainnya memilih memberikan dukungan ke Prabowo Subianto-Jusuf Kalla. 

“Arus ke Jokowi tidak bisa dibendung lagi. Kita ikut arus besar itu,” alasan Dahlan Iskan tentang keputusannya.

Dahlan berharap jika Jokowi menang gagasan-gagasan dirinya untuk Indonesia cepat maju bisa diakomodir. Diantaranya membangun pabrik mobil listrik. 

“Di seluruh dunia baru mulai. Jika kita memproduksi mobil listrik startnya akan sama. Ini peluang kita memimpin industri kelas dunia,” yakin Dahlan Iskan.

Ketika Radartasik.com tanya tentang posisi yang diimingkan Jokowi atas keberpihakannya itu, Dahlan Iskan membisikan posisi kementrian yang super strategis.

Dahlan yakin dengan pengalamannya serta relasinya di seluruh dunia, jabatan memimpin kementrian itu akan membantu Jokowi membawa Indonesia maju dan sejahtera.

Pilpres 2014 pun berlangsung super panas. Dua kekuatan nyaris seimbang.

Prabowo Subianto tampil dengan basik militer yang menggembar-gemborkan penyelamatan negara dadi kebocoran anggaran.

Diperkuat pendampingnya Hatta Rajasa dengan latar belakang mantan Menko Bidang Perekonomian Indonesia era Presiden SBY.

Sementara Jokowi latar belakangnya Wali Kota Solo dua periode dan Gubernur DKI Jakarta juga tak kalah pamor.

Pendampingnya Jusuf Kalla mantan Wakil Presiden dari Presiden SBY periode pertama.

Jusuf Kalla dulu lebih terkenal dari SBY yang presiden. Itu karena langkah-langkah taktisnya dalam mengambil keputusan menyangkut kepentingan negara yang genting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: