DUH! Garuda Indonesia Catatkan Kerugian Rp 1,16 Triliun

DUH! Garuda Indonesia Catatkan Kerugian Rp 1,16 Triliun

Garuda Indonesia mengalami kerugian signifikan pada Juni atau paruh pertama 2023 Rp1,16 triliun. istimewa-tangkapan layar ponsel--

DUH! Garuda Indonesia Catatkan Kerugian Rp 1,16 Triliun

RADARTASIK.COM - PT Garuda Indonesia Tbk, maskapai penerbangan milik negara, mengalami kerugian signifikan pada Juni atau paruh pertama 2023, mencapai US$76,5 juta atau Rp 1,16 triliun. 

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Juni 2022, mereka mencatat keuntungan bersih US$3,76 miliar atau Rp 57,10 triliun. Kerugian ini disebabkan oleh rugi sebelum pajak sebesar USD 109,56 juta atau Rp 1,65 triliun. 

Penyebab kerugian meliputi kerugian bersih selisih kurs senilai USD 22,47 juta atau Rp 339,68 miliar, serta beban keuangan yang naik dari USD 209,87 juta di semester I 2022 menjadi USD 222,77 juta di semester I 2023.

BACA JUGA:Samuel Chukwueze dan Yunus Musah Bakal Debut di Laga Persahabatan AC Milan, Ini Jadwalnya

Meskipun begitu, pendapatan usaha Garuda Indonesia mengalami kenaikan signifikan sebesar 58,96 persen menjadi USD 1,39 miliar atau Rp 21,1 triliun. 

Peningkatan pendapatan ini terjadi di semua bisnis, termasuk penerbangan berjadwal, pos lainnya, dan penerbangan tidak berjadwal. 

Pendapatan domestik dari berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Medan juga memberikan kontribusi penting, begitu pula dengan pendapatan internasional dari kota-kota seperti Tokyo, Amsterdam, Singapura, Sydney, dan Shanghai.

Beban usaha Garuda Indonesia mencapai USD 1,26 miliar di semester I 2023, naik 4,06 persen dari USD 1,21 miliar di semester I 2022.

BACA JUGA:Henry I Diresmikan Menjadi Raja Inggris Hari ini di Masa Lalu

Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 1 Agustus 1947 sebagai maskapai penerbangan nasional Indonesia. 

Garuda Indonesia didirikan oleh M. Soeriopranoto, seorang pengusaha Indonesia, dengan bantuan pemerintah Indonesia. Maskapai ini pertama kali beroperasi dengan menggunakan pesawat DC-3 Dakota.

Selama tahun 1950-an dan 1960-an, Garuda Indonesia mengembangkan jaringan penerbangannya ke berbagai negara, termasuk ke Eropa, Asia, dan Australia.

Pada tahun 1970-an, Garuda Indonesia memodernisasi armadanya dengan mengadakan pembelian pesawat jet seperti DC-9 dan Boeing 747.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: