Taman Sungai Dumaring, Ujung Tombak Desa Wisata Kabupaten Berau, Polanya Mirip Wisata Kalibiru Yogyakarta

Taman Sungai Dumaring, Ujung Tombak Desa Wisata Kabupaten Berau, Polanya Mirip Wisata Kalibiru Yogyakarta

Tokoh masyarakat dan Kepala Kampung (Kelapa Desa) Dumaring Kabupaten Berau, Kalimatan Timur usai menggelar pertemuan resmi dengan pengelola Hutan Kemasyarakatan (HKm) Kalibiru, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.-Tiko Heryanto-radartasik.disway.id

BACA JUGA:KEREN! Kesuksesan Program Kartu Prakerja Ditiru Kamboja 

“Kami ingin agar hutan tetap tumbuh hijau dan lestari, kawasan wisatanya maju. Dan kami pasti bisa ketika bersatu,” sahut Suardi, tokoh Kampung Dumaring.

Menjelang usianya tiga tahun, Taman Sungai Dumaring (TSD) di Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, kini terus berbenah. 


Kawasan Taman Sungai Dumaring yang kini menjadi ujung tombak kawasan wisata Kabupaten Berau. -dok.belantara-

Mewakili segala potensi yang dimilikinya, desa yang terletak di Kalimantan Timur ini memiliki kekayaan hutan, keanekaragaman hayati, serta masyarakat multikultur dan beragam produk yang dihasilkan. 

”Kalau di tempat kami ini tidak harus lelah menanjak dan jalan curam seperti di Kalibiru ini. Jadi sangat memungkinkan berkembang dengan cepat,” ulas Abdul Muin, tokoh masyarakat Dumaring lainnya. 

Kapung Dumaring juga sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata. Bahkan jadi ujung tombak Desa Wisata Kabupaten Berau. Ini ditunjang dengan aktivitas air di Sungai Dumaring, aneka wahana permainan, outbound, gathering, jungle tracking. 

Fasilitas saat ini kian memadai. Penginapan mulai dibangun. Ada juga balai pertemuan, cafetaria, kamar mandi umum, camping dan playing ground.

 BACA JUGA:HORE...!! Ada 3 Bantuan Jelang Ramadhan 2023, Ini Masyarakat yang Jadi Sasaran

Taman Sungai Dumaring menjadi bagian dari program konservasi hutan di bawah payung Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Pangalima Jerrung, khususnya di Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Wisata.

Andil secara konsisten pada pengembangan ini adalah Aksenta. Sebagai inisiator dan pengelola program, Aksenta memaksimalkan konservasi hutan lewat mengintegrasikan pemanfaatan jasa lingkungan (jasling), dalam bentuk wisata alam dengan perlindungan hutan.

Sudah tiga tahun berjalan, seluruh program merupakan buah karya kolaborasi Pemerintah Kampung Dumaring, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Berau Pantai dan program kerja sama konservasi Aksenta dengan Belantara.

Konsen di 2023, garapan fokus pada perlindungan hutan dan pengembangan wisata di Tanah Pati Raja yang dikenal sebagai Tanah Adat Dumaring.

Sejalan program ini, juga dilakukan perlindungan dan pengembangan wisata sempadan dua aliran Sungai Utama (Sungai Bakil dan Sungai Dumaring) serta Eco Edu Forest di Hutan Desa Dumaring dengan sokongan pendanaan jangka panjang dari Kuala Lumpur Kepong Bhd (KLK). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: