Yourway Myway

Yourway Myway

Disway edisi perdana.--

Sudah benar dan tepatvkalau Uya Kuya ganti strategi dengan podcastnya. Dulu hanya meliput selebriti dan ikut numpang panggung. Now meliput rakyat jelata yang umumnya pro bono. Tentu itu modal yang bagus untuk menjadi wakil rakyat yang berintegritas.Hitung hitung saat bela rakyat adalah magang atau latihan untuk menjadi anggota Dewan Yang Terhormat. Soal rambutnya mau di cat warna Merah Putih atau warna dominan partai pengusungnya.Merah, Biru, Kuning atau Hijau silahkan saja. Bravo dan selamat berjuang Uya Kuya dan Lae Kamarudin Simanjuntak.

Leong putu

Saya sudah janji, tidak akan menjelek-jelekan Polisi. Namun harus diakui, suka atau tidak suka, ada banyak oknum Polisi yang membuat citra Polisi kurang baik. Tanpa menutup mata, bahwa lebih banyak Polisi berhati mulia. Tapi ada pepatah : nila setitik merusak susu sebelanga. Di jaman serba viral, itu sangat berbahaya. Jangan sampai Polisi yang punya semboyan : "Mengayomi dan melindungi masyarakat" malah menjadi musuh masyarakat. Ironis. Harus berubah. Dan berubahnya jangan hanya semboyan saja. Dari apa menjadi presisi. Jauh panggang dari api. Di kantor pengurusan SIM saja masih terjadi praktek suap-menyuap. "Laporkan kalau ada yang menemukan": begitu kata petinggi Polisi. Itu membuat saya ketawa terbahak-bahak. Lah...kalau pencurian di puncak gunung, tentu saya akan lapor. Kalau di rumah pak Polisi sendiri, masak iya harus lapor ? Aaaah...jangan gitu pak. Bapak pura-punya nyamar saja, dan berlagak bingung. Pasti bisa nangkap. Aaah gitu kok diajari... Salam.

Johannes Kitono

Virgin Air. Terbang dari Denpasar Bali ke Adedaile selama 5 jam cukup melelahkan. Virgin Air tentu tidak virgin lagi kalau harus disesaki oleh ratusan penumpang yang antri saat check in. Harus diakui dalam hal ini service Garuda jauh lebih baik,walaupun saham GIAA sudah merosot hanya tinggal Rp.106 di bursa ( 26/1/2023 ). Penumpang yang sudah bayar airport tax seolah olah tidak dianggap manusia oleh Mgt Angkasa Pura. Instansi pengelola bandara di seluruh Indonesia. Sudah tahu bahwa penerbangan malam hari selalu ramai kok hanya tugaskan 1 a 2 petugas untuk atur ratusan penumpang. Semuanya harus antri depan check in counter sekitar 2 a 3 jam. Anehnya, disekitar check in counter juga tidak ada outlet jual makanan buat penumpang. Benar benar payah dan minus 2 kali. Penumpang harus antri bergerak desakan dan tidak ada jiwa entreprenership mgt Angkasa Pura. Apa susahnya kalau buka outlet: Kopi Kenangan, Kopi Bali atau Kopi dari Surga disana. Untung saja proses awal penerbangan ke Adedaile yang tidak enak ini bisa dihibur oleh buku: Diplomasi Ringan dan Lucu. Kisah Nyata karangan M.Wahid Supriyadi, Duta Besar RI di Rusia merangkap Republik Belarusia. Diplomat - Jurnalis yang Piawai Menulis dan bukunya enak dibaca.

Mirza Mirwan

Saya bukanlah siapa-siapa. Hanya seorang warga negara yang menginginkan institusi Polri punya wibawa di mata rakyat. Caranya, ya setiap anggota Polri harus benar-benar bersikap "to protect and to serve" -- melindungi dan melayani -- dalam bekerja. Menjadi abdi rakyat, bukan merampok rakyat. Sayang sekali, gegara ulah oknum -- saya tetap menyebutnya oknum -- polisi yang kurang ajar, marwah Polri jadi runyam. Ibarat nila setitik merusak susu sebelanga. Kasihan anggota Polri lain yang bahkan terkadang bekerja melebihi tuntutan pekerjaannya ikut terkena imbasnya. Kasus penyerobotan ratusan kebun sawit di wilayah hukum Polres Rokan Hilir Riau itu jelas mencoreng wajah Polri. Pengusutan kasus itu tak mungkin dilakukan Polres setempat, karena 7 atau 9 oknum yang disebut dalam podcast Uya Kuya kemarin mungkin berasal dari Polres. Jadi harus Polda Riau yang menanganinya. Pengusutannya harus tuntas. Tegas tanpa pandang bulu. Polri tak ingin melihat ada corat-coret "ACAB" atau "1312", tentu saja. Itu akan terasa sangat menyakitkan bagi polisi-polisi yang jujur, yang mengikuti teladan Jenderal Hoegeng. Saya khawatir kalau-kalau lantaran corat-coret ACAB atau 1312 itu lantas kejujuran mereka menghilang. "Percuma bekerja dengan kejujuran kalau tetap dianggap 'bastard'," pikir mereka. Tetapi semoga saja tidak demikian.

Lagarenze 1301

Rasa keadilan dalam diri saya meronta-ronta, tapi tidak ada yang bisa saya lakukan kecuali menuliskan di kolom komentar CHD ini. Bagaimana bisa kasus KSP Indosurya yang disebut kasus penipuan terbesar di negeri ini dengan angka fantastis Rp 106 triliun, tersangkanya malah divonis bebas oleh hakim PN Jakarta Barat dan diperintahkan segera keluar dari tahanan? Kasus ini masuk ranah pidana ataukah cuma perdata seperti putusan hakim, biarlah Mahfud MD dan para ahli hukum yang membahasnya. Kasasi atau tidak, kita tunggu jaksa mengajukannya. Tapi, ada 23 ribu nasabah yang jadi korban. Menunggu keadilan. Lalu, ini kasus lain, bagaimana bisa pembeli apartemen Meikarta malah digugat secara hukum, padahal mereka memperjuangkan hak atas apartemen yang bertahun-tahun tak juga dibangun? Sementara pembayaran cicilan ke bank harus terus dibayar? Putusan homologasi PN Niaga Jakarta Pusat tahun 2020 yang memperpanjang batas penyerahan unit hingga 2027 juga sangat membuat kening berpikir keras, posisi konsumen kok selemah itu? Perusahaan se-raksasa Meikarta kok sekuat itu? Masih terbayang slogan "The Future is Here Today" yang pada 2017 begitu gencar digembar-gemborkan melalui iklan jor-joran di berbagai platform media. Apakah kasus Meikarta yang katanya proyek bernilai Rp 278 triliun bisa juga disebut kasus penipuan terbesar di negeri ini? (Ahh, sedikit plong rasanya sudah menuliskan uneg-uneg ini....)

Johannes Kitono

Mafia Tanah. Italia terkenal dengan Mafia, LSM yang spesialisasi dibidang : Trading obat, wanita dan senjata.Kehidupan organisasi mafia bisa disaksikan di film God Father. Seperti mengikuti model Italia, now dan sudah lama di Indonesia juga ada : Mafia Pengadilan yang diatur oleh Markus ( Makelar Kasus ) dan selalu dilawan keras oleh Alvin Liem cs. Sayang now Alvin Liem seolah tidak berdaya dan harus nginap di Lapas juga. Selain itu ada Mafia tanah seperti yang di Podcast Uya Kuya. Bukan hanya terjadi di daerah justru di daerah Pamulang, yang kalau naik taxi Blue Bird dari sana ke Mahkamah Agung pasti cepat tiba. Oleh Mafia, tanah SHM di Pamulang seluas 3.150 m2 di sulap jadi 3.500 m2 persis diatas tanah 3.150 m2. Saat di PTUN dan para Hakim sidang di lokasi, pemilik tanah 3.150 m2 menang dan BPN serta pemilik tanah 3.500 m2 kalah. Then, mereka naik banding dan mafia pun langsung bermanuver dan menang terus di PT maupun Kasasi. Manusia atau Mafia boleh berkuasa tetapi Tuhan tidak pernah tidur dan tetap membela siapa yang benar. Biarpun sudah menang ternyata pemilik tanah 3.150 m2 tiba tiba *dipanggil* Tuhan mungkin diminta tanggung jawab atas perbuatannya. Semoga ybs sempat kasih mimpi atau wangsit kepada para ahli warisnya. Mengembalikan tanah 3.150 m2 yang memang bukan miliknya. Untuk meringankan dosa yang telah dibuatnya supaya Tuhan bersedia meringankan hukumannya.

azid lim

Sejak proklamasi Indonesia oleh Soekarna Hatta secara de facto kota Bagansiapiapi maupun Tanah Putih dan sekitarnya secara pengamanan wilayah masih dijaga oleh Polisi Tionghoa dengan bantuan sisa tentata Jepang .Baru sekitar tahun 1950 an para pejuang Republik Indonesia baru berhasil menguasai secara de jure dan de facto kota Bagansiapiapi dan sekitarnya .Selama perjalanan pemerintahan RI dari tahun 1950 an sampai sekarang , kota ini persis berjalan autopilot sendiri dengan kondisi diciptakan sedemikian rupa seperti raja2 kecil pemerintahan dan polisi polisi India sangat dominan di kota ini. Para Tionghoa seperti saya selalu mendapat diskriminasi dari para polisi kota ini maka tidak heran kasus perampasan kebun sawit ini terjadi seperti yang diberitakan .Segi pengamanan di kota Bagansiapiapi adalah barang langka dan mahal.

Lukman bin Saleh

Katanya lembaga kepolisian terbaik di dunia adalah polisi Jepang. Saya googling dg keyword kepala polisi Jepang. Tidak ada satupun fotonya dg pakaian ala militer. Dengan bintang bertaburan. Kemudian saya ganti dg keyword kepala polisi Indonesia. Masyaallooh... tidak ada satupun foto yg nongol tanpa deretan bintang2. Di pundak, di topi, di kerah baju, sampai di background. Adakah polisi negara2 maju di dunia seperti polisi Indonesia? Punya jendral2 berbintang, yang seperti sedang main tentara2an... #ReformasiPolisiKita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait