Yourway Myway

Yourway Myway

Disway edisi perdana.--

Saya pun menghubungi Sahabat Disway Joko Intarto (JTO). Ia bukan sahabat Disway biasa. Ia yang memaksa saya membuat Disway dan menulis setiap hari. Enam tahun lalu. Ia yang kini sukses jadi pengusaha Jagaters, juga ikut mengusulkan dilahirkannya rubrik seperti yang kita bahas ini.

Ia usul: pakai moderator. Agar sampah jangan masuk mesin intelektual di otak pembaca. Kalau bahan bakunya sampah, produk berpikirnya nanti juga sampah. Ralat: bahan baku pabrik PLTSm adalah sampah, produknya listrik. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 28 Januari 2023: Uya Utama

neng bonita

Wah tdk sangka pak dahlan menonton yt uya kuya. Memang benar pak, uya kuya yg dulu dijuluki artis "alay" dan raja settingan sdh berubah banyak. Saya termasuk yg tdk sengaja mengikuti kira2 setahun terakhir ini. Transformasinya dimulai ketika dia berperkara dgn medina zein. Lalu ribut2 dengan pengacaranya. Dan sepertinya pamor dia sebagai artis, membuat banyak org akhirnya datang utk mengadu ataupun sekedar bercerita. Sekaliber alvin lim pun pernah membawa kliennya utk bercerita kembali di channel uya tv, pdhl klien tersebut sdh pernah diangkat di channel beliau. Uya jg mau menerima dari pihak lawan bintang tamunya. Jd bener2 seperti wartawan yg cover both side. 

Denny Herbert

Jadi ingat tulisan Abah beberapa tahun lalu tentang legislatif di Singapura yg selalu membuka meja pengaduan misalnya tiap hari rabu malam di dapilnya.. Pada masa Ahok berkuasa juga setiap pagi menerima aduan dari warga yg sudah antri dari subuh dan diupload ke youtube dan langsung diesekusi bila masalahnya bisa diatasi segera. Kalau 50% saja legislatif dan eksekutif pusat dan daerah mau melakukan buka meja pengaduan secara berkala dan diupload di medsos maka bangsa ini akan lebih maju lagi. Ada transparansi.. seperti motto baru polri PRESISI, salah satu SInya TransparanSI tapi belum terlalu transparan... Ini juga akan hemat biaya kampanye bagi bakal calon dan pejabat bila dilakukan dengan tulus, baik, benar dan bijak 

Leong putu

Media sekarang lebih tertarik untuk memuat berita seekor ular dua meter ada di plafon rumah warga. Atau lebih semangat memberitakan kebaya merah hingga berseri-seri, lanjut kebaya hijau. Dan kemarin mulai memberitakan video SPG sampai membuat menelan ludah. ....wkwkwkwk.....

Mbah Mars

Peran wartawan koran untuk nahi munkar melawan oknum aparat ibarat lampu tinggal kelip-kelip saja. Maka tak akan lagi kisah wartawan Abdur dalam "Siapa membunuh Putri". Jangankan muncul Abdur Abdur baru di koran. Lha wong di CHD saja Abdur sudah tidak boleh berkisah. Entahlah apa sesungguhnya yang terjadi.

Juve Zhang

Ibu itu beli 2004 masih murah, sampai 500 ha, mungkin itu aslinya tanah desa setempat, surat surat nya mungkin tak ada , sebagai orang yg pernah juga membeli tanah sampai 20 hektar di Riau , dan berbagi dua sama kawan sekantor, konon tanah yg dibeli itu sekarang jadi lahan sawit juga. Sampai sekarang belum pernah lihat kondisi lahan nya , belum minat "perang" sama pemilik lahan sawit .wkwkwk. soalnya perang perlu "amunisi" dan beaya "amunisi" akan lebih besar dari beaya beli tanah dulu. Lebih senang "mancing " dulu di kolam bursa, kadang dapat tongkol, kadang kembung sekali kali umpan di makan ikan hiu habis. Satu hal terus mancing sampai hapal mana yg banyak tongkol dan banyak hiu nya.begitu lah para suhu mancing mania mengajari di YT. Bagi perusuh disway yg sangat jeli dan pandai baca situasi lihat lah para suhu mancing mania mengajari di YT ,ilmu mancingnya sangat mumpuni, kalau anda minat jadi ahli "mancing" belajarlah sama mereka. Tongkol,kembung akan dapat anda bawa pulang ke rumah. Gak perlu IQ 140 plus minus, ketekunan, kejelian, kemauan bawa tongkol , kembung itu modal utama. Wkwkwk

Jimmy Marta

Mancing dikolam gt rame sekali.. Heran ya..! ditelan hiu semua masih terus mancing..!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait