Zero Waste untuk Selamatkan Lingkungan, Bank Indonesia Ajak Ibu-Ibu Mengolah Sampah di Rumah

Zero Waste untuk Selamatkan Lingkungan, Bank Indonesia Ajak Ibu-Ibu Mengolah Sampah di Rumah

Bank Indonesia Tasikmalaya melaksanakan Workshop Organic Waste Management mengajak ibu-ibu mengolah sampah dapur dari rumah.-Foto:Tina Agustina/radar tasik.disway.id-

KOTA TASIK, RADARTASIK.COM - Bank Indonesia Tasikmalaya mengajak ibu-ibu untuk dapat mengolah sampah dapur atau sampah rumah tangga, terutama sampah sisa makanan untuk diolah menjadi pupuk organik. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Aswin Kosotali menyampaikan 40% sampah, berasal dari sampah rumah tangga. 40% dari sampah rumah tangga tersebut, 40% merupakan sampah sisa makanan yang tidak diolah namun dibuang begitu saja. 

Melalui Workshop Organic Waste Management, Pengelolaan Sampah Dapur Menjadi Pupuk Organik untuk Urban Farming juga Sosialisasi QRIS dan Bazar Pangan Kelompok Wanita Tani, yang dilaksanakan pada Rabu 7 Desember 2022, di Aula Bank Indonesia Tasikmalaya.

Aswin juga menyampaikan bahwa peran ibu-ibu dalam rumah tangga sangatlah vital. Ibu sebagai pemimpin informal dalam rumah tangga, juga menentukan arah kebijakan rumah tangga, yang didalaminya berpengaruh terhadap ekonomi rumah tangga, yang tentunya juga bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara umum.

BACA JUGA:Meski UMK di Jabar 2023 Naik, UMK Daerah Ini di Bawah Rp 2 Juta, Cek Di Sini

“Kita sudah banyak mendengar tentang resesi di tahun 2023, namun kita harus tetap optimis, harus tetap tumbuh, ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh. Salah satu pemilik perannya adalah ibu-ibu rumah tangga,” ungkap Aswin pada saat membuka acara, kemarin.

Melalui pengelolaan sampah dapur menjadi pupuk organik, kata Aswin, diharapkan tidak hanya mampu menanggulangi persoalan sampah, akan tetapi juga bisa menumbuhkan urban farming yang dapat mmempengaruhi daya beli masyarakat.

Pupuk yang sudah dibuat bisa digunakan lagi untuk pupuk tanaman-tanaman pangan yang bisa ditanam di pekarangan rumah seperti cabai, tomat, sayuran juga tanaman pangan lainnya. Sehingga ketika terjadi kenaikan harga-harga bahan pangan di pasar, ibu-ibu rumah tangga tidak lagi merasakan dampaknya.

“Salah satu tantangan dalam pertumbuhan ekonomi adalah inflasi, kenaikan harga-harga dalam kurun waktu tertentu. Inflasi akan berpengaruh terhadap daya beli dan konsumsi rumah tangga, karena dengan terjadinya inflasi bisa berpengaruh terhadap ekonomi keluarga,” jelasnya.

BACA JUGA:UMK di Jabar 2023 Naik, UMK 3 Daerah di Atas Rp 5 Juta, Cek di Sini 

Inflasi merupakan salah satu tantangan yang harus ada solusinya. Sehingga Bank Indonesia, kata Aswin melakukan berbagai terobosan untuk dapat mempertahankan daya beli seperti melaksanakan Pasar Murah bersama pemerintah Kota Tasikmalaya, menggalakkan urban farming berupa tanaman pangan di halaman rumah.

Ketua TP PKK Kota Tasikmalaya, Dwi Wahyuni yang hadir di acara kemarin menyampaikan harapannya, bahwa apa yang sudah dipelajari oleh para ibu yang hadir kemarin dapat diaplikasikan dan juga disebarluaskan di lingkungan masing-masing.

Ada dua hal yang menarik, kata Dwi, yaitu kaitan dengan pengolahan sampah dapur menjadi pupuk organik untuk mendukung urban farming, kemudian yang kedua adalah pemanfaatan QRIS sebagai salah satu alat transaksi digital.

“Masalah sampah tidak hanya di Kota Tasik saja, hampir di semua daerah muncul persoalan sampah. Dengan tidak dikelolanya sampah saat ini, maka dampaknya akan dirasakan oleh anak cucu kita nanti, untuk itu melalui ibu-ibu yang hadir hari ini, mari kita memberikan edukasi pengelolaan sampah sejak dari rumah,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: