Update: Perbedaan Penyebab Gagal Ginjal Akut antara RSUP Dr Sardjito dengan Kemenkes, Bagaimana Ini?

Update: Perbedaan Penyebab Gagal Ginjal Akut antara RSUP Dr Sardjito dengan Kemenkes, Bagaimana Ini?

Gagal ginjal akut renggut 133 jiwa di 22 provinsi di Indonesia.-Pixabay/Disway.id-

JAKARTA, RADARTASIK.COM — Waduh, ada perbedaan penyebab gagal ginjal akut antara RSUP Dr Sardjito dengan Kemenkes, bagaimana ini?

Saat ini penyebab gagal ginjal akut ada perbedaan antara yang diungkapkan tim riset Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta dengan rilis Kemenkes RI.

Perbedaan penyebab gagal ginjal akut antara RSUP Dr Sardjito dengan Kemenkes yaitu tim riset RSUP Sardjito mengungkapkan penyebab gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak berdasarkan sampel pasien yang mereka tangani.

Tim riset RSUP Dr Sardjtio mereka belum menemukan bukti bahwa penyebab gagal ginjal akut yang menyerang pasien anak-anak adalah etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Dengan demikian, tim riset RSUP Dr Sardjtio tidak menyimpulkan bahwa penyebab gagal ginjal akut pada anak dipicu konsumsi obat sirup yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol melebihi ambang batas normal.

"Jadi, serum (EG dan DEG) dengan kadar itu memang belum kami temukan," demikian dijelaskan Pakar Nefrologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Retno Palupi saat konferensi pers, seperti dilansir JPNN dari Antara.

Nah, lantas apa penyebab gagal ginjal akut yang ditemukan tim riset RSUP Sardjito?

Retno Palupi menjelaskan bahwa, berdasarkan hasil biopsi atau pengambilan sampel jaringan ginjal yang dilakukan RSUP Dr Sardjito, mereka justru menemukan adanya nekrosis tubular akut.

Nekrosis tubular akut ini disebut umum didapati pada kasus pasien inflamasi atau infeksi berat.

"Yang kami masukkan sebagai kriteria gagal ginjal akut progresif atipikal ini adanya gangguan di tubulus ginjal," jelas Retno Palupi.

"Di pipa-pipa ginjal itu ada gangguan yang mengalami nekrosis atau kematian jaringan tubulus dan degenerative, kerusakan di pipa-pipa ginjal itu," imbuhnya.

Kendati demikian, Retno Palupi menegaskan bahwa, hasil investigasi tersebut belum final. Sebab, RSUP Sardjito masih menunggu hasil uji sampel yang dikirimkan ke Labkesda DKI Jakarta pada 19 Oktober 2022.

"Kami belum mendapatkan informasi dari laboratorium yang ditunjuk. Jadi, kami mengirimkan beberapa sampel kami dan belum mendapatkan laporannya," kata Retno Palupi.

Anggota tim medis dari Divisi Nefrologi Anak RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Kristia Hermawan mengatakan kristal pada saluran pipa ginjal terbentuk saat ada senyawa asing di sepanjang saluran pipa ginjal itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarcirebon.com