Kementerian BUMN Bentuk Holding PLN dan 4 Subholding, Ini Tugasnya

Kementerian BUMN Bentuk Holding PLN dan 4 Subholding, Ini Tugasnya

--

BACA JUGA: Hati-Hati Beli Buah Import, Cek Kode-Kodenya

Begitu pula pengelolaan energi primer, lanjut dia, bakal dikonsolidasikan dalam Subholding PLN Energi Primer Indonesia.

Pengadaan batu bara yang tadinya tersebar di 5 titik akan dikonsolidasikan di satu titik sehingga lebih efektif dan efisien.

”Dan untuk mendukung transisi energi, kami bangun core kompetensi baru, pada energi berbasis biomassa,” katanya.

”Dengan struktur baru ini, pengadaan energi primer tidak hanya meningkatkan keandalan. Tetapi juga sekaligus membangun value creation yang besar, bagi PLN,” paparnya.

BACA JUGA: Ada Dewan Kolonel di F-PDIP, Begini Tanggapan Megawati

Terakhir, PLN akan membangun lini bisnis baru di luar kelistrikan atau Beyond kWh yang akan konsolidasikan di dalam subholding PLN ICON Plus.

”Aset-aset kelistrikan yang tadinya digunakan hanya untuk layanan kelistrikan, kami kembangkan untuk layanan beyond Kwh. Ada layanan internet, ada PLN market place, ada EV charging, baterai swap, sistem charge-in, rooftop, ListriQu, dan lainnya. SuperApp kami New PLN Mobile, menjadi ujung tombaknya,” papar dia.

Sementara PLN sebagai holding bisa berfokus pada hal yang lebih strategis. Seperti pengelolaan dan pengembangan portofolio bisnis.

Lini bisnis transmisi, distribusi, dan pemasaran listrik juga dikelola oleh PLN holding untuk peningkatan dan perluasan layanan pelanggan.

BACA JUGA: Larissa Chou Akhiri Masa Janda? Pembalap Diisukan Jadi Pasangan Barunya

”Untuk PLN holding karena sudah ada subholding, maka PLN holding akan fokus pada pengembangan portofolio, perluasan pelanggan serta meningkatkan kualitas layanan ke pelanggan dan seluruh masyarakat Indonesia menjadi lebih baik lagi,” ujar dia.

Dengan holding subholding ini, Darmawan meyakini proses bisnis PLN menjadi jauh lebih efektif dan efisien. Utilisasi aset menjadi jauh lebih optimal.

Core competency serta technical skills akan jauh lebih fit. Akan jauh lebih relevan dalam menghadapi tantangan zaman.

Tak hanya itu, corporate culture akan menjadi jauh lebih produktif dan profesional. Struktur organisasi yang tadinya statis menjadi dinamis. Transisi energi pun akan menjadi lebih terakselerasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: