Grup YANG

Grup YANG

Fitur baru dalam WhatsApp.- Pixabay/@LoboStudioHamburg/disway.id-

yea aina

Dari seorang atlet, kita bisa belajar sikap sportivitas. Sikap adil/jujur mengakui keungggulan lawan bertanding, sekaligus legowo menerima kekalahan/kelemahan diri sendiri. Menyadari kelemahan sebuah awal baik, untuk lebih fokus berbenah.

Walaupun mundur dikala menyandang juara, lebih dikenang sepanjang masa. Tetaplah mundur juga, dikala juara sulit diraih. Toh menjadi ratu sekalipun ada masanya berhenti juga, anda sudah tahu.

Lukman bin Saleh

Untuk Bung Ari Widodo. Bukan tidak mau tabayun dg Eko Kuntadhi. Tapi rekam jejaknya sudah sangat jelas. Tidak ada keraguan lagi. Ya memang begitulah dia selama ini. Ekstrimis liberal. Pemecah belah persatuan bangsa macam Ade Armando atau Abu Janda. 

Untuk komentar sy terhadap P Pry. Jangan hawatir. Karena satu dan lain hal, saya pada beliau memang begitu. Khusus untuk beliau. 

Bahwa sya adalah ekstrimis anti ekstrimis liberal. Sepertinya saya setuju dg penilaian anda. Karena untuk ekstrimis2 yang lain sudah di tangani dg baik oleh negara ini.

Ekstrimis liberal ini tidak kalah bahaya. Membahyakan persatuan kita sebagai sebuah bangsa yg majemuk. Karena mereka ini seperti orang munafik. Paling kencang teriak Pancasila, paling keras menyuarakan persatuan, kebhinekaan. Tapi mereka sendiri mengacak persatuan dan kesatuan itu. Tidak menghormati perbedaan. Menganggap fikirannya yg paling benar. Menyulut api kebencian dan permusuhan di mana-mana...

Rihlatul Ulfa

Yang berhasil jadi komentar pilihan Abah. bukan berarti apa yang anda ungkapkan sealu benar.

beberapa saya melihat komentar pilihan yg isinya pemikiran yg salah. kenapa kok jadi komentar pilihan? menurut saya, mungkin Abah mau ngasih tau ini nih lihat, dia salah dalam pemikiran tentang topik itu dan ada memang komentar-komentar pilihan yg komentarnya memang briliant. memberikan ilmu baru bagi pembaca, pemecahan masalah dll.

tapi jangan langsung sombonglah jika anda berhasil beberapa kali menjadi komentator pilihan. buatlah anda terkenal di mata Abah karena ilmu anda, bukan pansos.

saya bisa menembus jadi komentar pilihan aja butuh waktu setengah tahun. belajar dari komentator-komentator hebat di Disway sebelumnya. jangan suka mematikan orang dengan kata merasa paling benar 'tidak mau kalah ya mungkin memang ilmunya beliau banyak. cara kita adalah belajar banyak ilmu lagi. biar kita gak cuma bisa ngomong di perdebatan yg kalah dengan kalimat ah diamah emg selalu merasa paling benar 

Rihlatul Ulfa

Saya rindu dengan para senior komentator-komentator Disway dulu. yang selalu bikin ngakak tapi ada ilmunya. yg saling ga senggol menyenggol, gak ada yg saling menghakimi.kemana ya para senior itu sekarang? rasanya saya akan lihat arsip CHD tahun lalu. sekarang komentator-komentator Disway banyak yg terlalu serius. males jadinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: