Abdurehim Gheni Tak Tahu Hidup-Mati 19 Anggota Keluarganya
Di Belanda, Abdurehim Gheni mengungkapkan penindasan pemerintah China terhadap etnis Uighur saat aksi seorang diri.-Abdurehim Gheni for Radar Tasikmalaya-
Genosida Etnis Uighur oleh Pemerintah China
ABDUREHIM Gheni merupakan salah satu dari ribuan orang Uighur di Belanda yang jadi korban penindasan Pemerintah China. Dia kehilangan kontak dengan 19 anggota keluarganya yang berada di Xinjiang atau Turkistan Timur.
Orang-orang Uighur mulai datang ke Belanda sejak tahun 2000-an. Sejumlah besar tiba setelah pembantaian Urumqi pada 5 Juli 2009.
Jumlah warga Uighur di Belanda mencapai sekitar 3.000 orang. Mereka tersebar di provinsi, kota dan daerah pedesaan. Mereka telah beradaptasi cepat dengan hukum dan norma negara ini.
”Tentu saja, kami masih berusaha untuk mempertahankan identitas sosial dan budaya kami dalam sistem sekolah lokal dan sektor lain di komunitas ini,” ujarnya ketika diwawancara Radar Tasikmalaya melalui pesan media sosial, Jumat 9 September 2022.
BACA JUGA: Derita Uighur di Tangan China, Jevlan Shirmemet Ceritakan Penderitaan Terpisah dari Sang Ibu
Orang-orang Uighur, kata dia, berupaya hidup lebih kuat di tengah kebijakan-kebijakan pemerintah China yang menindas etnis tersebut.
”Ancaman dan penganiayaan keluarga masih terjadi di China. Intimidasi, tekanan, dan taktik lain terhadap kami di sini,” tuturnya.
Abdurehim Gheni menceritakan kepada para turis tentang kehilangan 19 anggota keluarganya yang berada di Turkistan Timur atau Xinjiang.-Abdurehim Gheni for Radar Tasikmalaya-
Abdurehim tiba di Belanda pada Mei 2007 dan mengajukan permohonan suaka politik. Dia memiliki keluarga dengan empat anak.
”Saya belajar di Belanda dan saat ini bekerja sebagai analis di departemen patologi sebuah rumah sakit,” ujarnya.
BACA JUGA: Waduh, Ajari Anak-anak Al-Quran Wanita Uighur Ini Divonis 14 Tahun Penjara
Sejak 23 Mei 2017, dia kehilangan semua kontak dengan 19 anggota keluarga. Dia telah mencoba segalanya untuk mencari atau mendapatkan informasi apa pun.
”Hari ini, saya tidak tahu apa-apa tentang keberadaan mereka, status atau apakah mereka masih hidup,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: