Suharso Sebut Dirinya Masih Ketua Umum PPP
Suharso Monoarfa menegaskan jika dirinya masih menjabat ketua umum yang sah Partai Persatuan Pembangunan (PPP)-Foto:tangkapanlayar/fin.co.id-
"Dalam raPat Mahkamah Partai itu menyepakati usulan tiga Pimpinan Majelis untuk memberhentikan Saudara Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum DPP PPP masa bakti 2020-2025," kata Usman.
Selanjutnya, dia menjelaskan, Mahkamah Partai sesuai dengan AD/ART PPP bersama-sama Pengurus Harian (PH) DPP PPP diminta segera melaksanakan rapat untuk memilih dan menetapkan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum untuk mengisi lowongan jabatan tersebut.
BACA JUGA:Anak di Bawah Umur Digilir 3 Sekawan Setelah Hilang 4 Hari
Menurut Usman, keputusan yang diambil para majelis dipastikan telah meminta pertimbangan banyak pihak termasuk Ketua Majelis Syari’ah, KH Mustofa Aqil Siraj.
Selaku Ketua Majelis Syari’ah dalam arahannya meminta agar persoalan ini harus segera dapat diselesaikan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat dalam rangka kemaslahatan umat, bangsa dan negara, sesuai kaidah dan aturan organisasi PPP yg berazaskan Islam ini," kata Usman.
Usman berujar bahwa KH Mustofa Aqil Siraj, mengimbau kepada seluruh jajaran pengurus dan pejuang Partai Persatuan Pembangunan untuk terus melakukan kerja-kerja organisasi dan kerja elektoral. Tidak terfokus hanya pada satu masalah tertentu.
BACA JUGA:Anies Baswedan Datangi KPK, Bawa Map Tipis, Tidak Dikawal dan Diperiksa Soal Kasus Ini…
"Silakan lanjutkan Program Sekolah Politik dan bedah dapil agar target perjuangan bisa terwujud. Ikhtiar politik terus kita lakukan semoga Allah meridhoi perjuangan kita, Aamiiin."
DANA BESAR MENENTUKAN
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai faktor finansial diduga menjadi salah satu faktor penyebab pergantian Ketum PPP saat ini.
Pasalnya Muhammad Mardiono yang ditunjuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PPP menggantikan Suharso Monoarfa memiliki kekayaan mencapai Rp1,27 triliun. Sedangkan, harta Suharso hanya Rp 73,06 miliar atau tidak sampai 10 persen dari harta sang “ketum” anyar tersebut.
BACA JUGA:Waduh! BBM Naik, Harga Ayam Potong Per Ekor Naik Rp 7 Ribu, Bagaimana Ini?
”Ya mohon maaf tanpa kekuatan finansial yang besar, khawatir PPP tergelincir dan tidak lolos ke Senayan, bisa saja itu menjadi faktornya,” kata Ujang.
Namun begitu, menurut Ujang, selain finansial ada juga faktor lain yang menjadi penyebab pergantian ketua umum PPP itu, seperti adanya dugaan ketidaksukaan pengurus terkait kebijakan Suharso.
”Misalnya, masuknya PPP ke KIB itu mungkin banyak juga yang tidak suka di internal. Kemudian terkait juga ucapan masalah amplop kiai,” kata Ujang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id