Timbang Kuno Jejak Tiongkok, Bukti Warisan Leluhur di Pulau Kangean
Ia memiliki rumah panggung dari hasil membeli ke warga di Dusun Bugis, Desa Pajenangger, Kecamatan Arjasa. Wawan mengaku sangat suka dengan rumah panggung itu karena dinilainya eksotis. Rumah itu ada di bagian pojok Dusun Pecinan.
BACA JUGA:China Bantah Tuduhan Bangun Pangkalan Laut Rahasia di Kamboja
Sementara itu Camat Arjasa Husairi Husen yang mengaku juga masih keturunan China dan memiliki keluarga dekat dengan warga di Dusun Pecinan itu, menuturkan bahwa informasi yang dia dapat, warga China di Kangean memang berasal dari Negara Tiongkok sekarang.
Dulu mereka berlayar ke Dungkek di Kabupaten Sumenep lalu ke Sapudi dan ke Kangean. Sebagian ada yang menetap di Dungkek dan terjadi asimilasi dengan penduduk lokal di Sumenep daratan itu.
Di Desa Kalikatak, Kecamatan Arjasa, juga terjadi pembauran dan perkawinan warga China dengan penduduk lokal, sehingga yang tertinggal saat ini adalah peranakan.
Sebagai keturunan China, Husairi Husen juga akrab dipanggil encek, yakni Encek Eeng, dan sebagian warga dusun itu yang mengenalnya sejak kecil memanggil Koh Eeng.
Mengenai warisan leluhur yang kini mulai punah, Encek Eeng mengaku dirinya masih menyimpan sejumlah benda penanda budaya masa lalu orang China, salah satunya alat timbang yang dikenal dengan sebutan dhacen.
Timbangan kuno yang diklaim asli dari China itu ia dapat dari warisan orang tuanya yang sampai saat ini masih disimpan, meskipun secara fungsi sudah tidak dipergunakan.
Keberadaan kampung Pecinan dan rumah panggung menjadi bukti sejarah bahwa budaya Kangean adalah perpaduan beberapa budaya, yakni Madura, China dan Sulawesi, bahkan juga Arab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: antaranews.com