Kapten dan ABK Dianggap Lalai, Ayu Anjani Segera Lapor Polisi Terkait Tewasnya Ibu dan Adiknya di Labuan Bajo
“Pada saat kejadian, KM Tiana dalam keadaan parkir (berhenting di moring), di area Pulau Kambing, (lokasi kapal bermalam sebelum menuju Pulau Padar), tidak sedang berlayar, tidak ada gelombang ataupun arus dan bukan karena kebocoran,” ungkapnya.
Dari kesaksian yang diterimanya, kapal miring ke kanan secara perlahan dari jam 05.00 WITA hingga saat kejadian di kurang lebih 05.30 WITA. Kemungkinan karena angin kencang yang harusnya bisa segera diantisipasi, jika kapten kapal ada di ruang navigasi dan tidak dalam keadaan masih tertidur pulas dengan crew lainnya di bawah.
“Kapal semakin miring ke kanan dimana tangga masuk menuju cabin lower deck berada di sebelah kanan, yang mengakibatkan masuknya air laut dari permukaan dan memenuhi ruang bawah deck dulu lalu ke deck tengah,” lanjutnya.
BACA JUGA:Diduga Tersangkut Kabel Telepon, Pengendara Motor Tewas di Jalan Sewaka, Kota Tasikmalaya
Salah satu pengakuan ABK bagian mesin di depan ayahnya saya dan di depan polisi saat kejadian, katanya dia tidur di ruang mesin. “Tapi mengapa tidak menyelamatkan ibu dan adik saya di ruangan deck yang sama saat itu? Dia hanya diam tertunduk,” imbuhnya.
Saat itu, malah adik laki-laki dan ayah Ayu Anjani yang menyelamatkan tamu lain.
“Di deck atas, total 15 tamu termasuk adik perempuan saya yang selamat beserta dua anak dan suaminya,” sebutnya.
BACA JUGA:Mahasiswi Nekat Bunuh Diri, Loncat dari Gedung Lantai 6, Motif Masih Misteri
Sedangkan, ABK dan guide menyelamatkan diri sendiri dan barang-barang saja. Bahkan, diungkapkannya guidenya tidak memperdulikan adik Ayu Anjani yang bernama Anne) dan suaminya saat teriak minta tolong di cabin dek tengah saat masih terjebak di dalam cabin.
“Dia (guide) tidak berusaha untuk memecahkan kaca kabun hanya berdiri melihat adik dan keponakan saya terkurung dalam cabin dengan air yang sisa sejengkal dari kepalanya,” tukasnya.
Mereka berhasil diselamatkan saat adik laki-laki bernama Bram mendengar teriakan dan masuk dari pintu balkon samping.
Saat semua tamu dievakuasi ke atas sekoci, diungkapkan samar-samar masih terdengar suara ibu Ayu Anjani minta tolong.
“Tapi tidak ada satupun crew yang mau turun ke bawah hanya saling lirik berdiri mematung saat adik-adik saya dan papa saya teriak-teriak minta mereka turun,” tandasnya.
Hingga akhirnya 1,5 jam berselang, ibunya dievakuasi oleh salah satu crew kapal teman Ayu Anjani di TKP dengan bermodalkan masker, fin dan selang kompresor nitrogen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: pojoksatu.id