Vaksin Pencegah PMK Belum Juga Tersedia, DPKPP Kabupaten Tasik Lakukan Ini

Vaksin Pencegah PMK Belum Juga Tersedia, DPKPP Kabupaten Tasik Lakukan Ini

RADARTASIK, TASIKMALAYA - Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Tasikmalaya belum bisa dihentikan penyebarannya, karena pengadaan vaksin sapi untuk penyemprotan disinfektannya pun belum tersedia.

Data dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya sendiri tercatat sudah 214 hewan ternak sapi yang terjangkit PMK. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sendiri sampai saat ini belum menerima pasokan vaksin PMK dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang agendanya diterima akhir Juni ini. 

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya Nuraedidin mengatakan, untuk pasokan vaksin ternak sapi akan sampai ke Kabupaten Tasikmalaya akhir bulan ini. “Kita sudah usulkan ke provinsi sebagai langkah antisipasi pencegahan penyebaran PMK di Kabupaten Tasikmalaya. Apalagi waktunya mendekati Hari Raya Idul Adha,” kata Nuraedidin kepada wartawan. 

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya Heri Kusdiana menambahkan, sebanyak 214 sapi sudah terpapar PMK. 

BACA JUGA: Truk Pengangkut Pasir di Tasikmalaya Dirazia, Pengendara Motor juga Diimbau Tidak Gunakan Sandal Jepit

“Sehingga harus mendapatkan penanganan serius dan khusus agar tidak menular. Salah satunya dengan memberikan vaksin kepada hewan ternak,” ungkap dia. 

Dia menyebutkan, untuk ketersediaan hewan ternak kurban memang sudah mulai banyak dan tidak terjadi kekurangan. Namun, untuk wabah PMK masih mengancam. “Pemerintah daerah sudah membuka pasar hewan salah satunya Manonjaya. Agar kebutuhan hewan kurban terpenuhi. Berdasarkan data tahun lalu kebutuhan sapi kurban mencapai 7.000 ekor,” paparnya. 

Sementara itu, terang dia, untuk kebutuhan hewan kurban domba dan kambing sekitar 13 ribu ekor. “Walaupun PMK menjangkit hewan kurban, minat masyarakat untuk kurban tetap tinggi,” tambah dia. (dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: