Golkar Luncurkan Aplikasi GITA, Airlangga Hartarto: Hindari Politik Pecah Belah!

Golkar Luncurkan Aplikasi GITA, Airlangga Hartarto: Hindari Politik Pecah Belah!

radartasik.com - Partai Golkar resmi meluncurkan aplikasi Golkar Institute Training App (GITA) di Kantor DPP Partai Golkar, Senin (13/6/2022). 

Peluncuran aplikasi pendidikan politik ini dilakukan bersamaan pembukaan Executive Education Program for Young Political Leaders Angkatan 7.

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto berharap, Training App bisa memberikan sumbangsih bagi kemajuan politik di Indonesia. 

BACA JUGA:Inklusif, Airlangga Hartarto: KIB Terbuka Bagi Partai Lain yang Ingin Gabung

Secara khusus, Airlangga meminta kepada seluruh peserta maupun kader Golkar untuk menyapa keluarga, tetangga dan sahabat tentang pendidikan politik yang diperoleh dari Golkar dan Training App.

Airlangga menginstruksikan seluruh kader partai berlambang pohon beringin mengedepankan politik persatuan dan berkemajuan, bukan politik pecah belah atau Politics of Fear. 

Airlangga menekankan pentingnya kepemimpinan yang dibangun atas dasar kerja sama, bukan saling menjatuhkan.

BACA JUGA:Polisi Tangkap Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin, Sebut Ada 30 Sekolah Terafiliasi

“Partai Golkar sifatnya inklusif. Oleh karena itu Partai Golkar merekrut, bekerja sama dengan partai lain. Yakni dengan membentuk koalisi dengan PAN dan PPP. Artinya apa, kita membuat kepemimpinan yang bisa bekerja sama. Kita ingin bahwa politik kita adalah politik yang mempersatukan. Bukan politik yang membelah-belah.” tutur Airlangga, saat peluncuran Golkar Institute Training App di Jakarta, Senin (13/6/2022).

Ketum Golkar mengaku, banyak cara untuk bisa memenangkan kontestasi politik.

BACA JUGA:Wali Kota Tasik Sampaikan Rahasia Lanjut Usia Tetap Andil Membangun Kota

Namun, cara membelah masyarakat atau memunculkan kebencian terhadap pihak lain yang berujung polarisasi bukan cara yang baik.

Golkar ingin setiap kader menggunakan cara-cara yang baik dan menyejukkan.

“Membelah itu syaratnya adalah ekstremisme. Dan ekstremisme itu adalah pendekatan ketakutan ataupun intimidasi dari masyarakat. Politik pecah belah adalah politik fear yang dimainkan. Oleh karena itu kita tidak ingin politik fear yang dimainkan. Tetapi, politik yang optimis kepada kemajuan,” ujar Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: