”Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ied).”
”Ayat apakah itu?” tanya Umar.
BACA JUGA: Serangan Hama Wereng Buat Pendapatan Petani di Kota Tasikmalaya Anjlok
Ia berkata, ”(Ayat yang artinya): Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
Umar berkata, ”Kami telah mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat dimana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Beliau berdiri di Arafah pada hari Jum’at.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Dibebaskan dari api neraka
Puasa Arafah juga dapat membebaskan seseorang dari api neraka seperti yang diterangkan dalam hadits berikut ini:
”Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim).
Anugerah Allah yang sangat luar biasa ini sayang sekali jika disia-siakan.
Keutamaan puasa Arafah memiliki dasar yang kuat dalam hadits sahih dan melaksanakannya merupakan sunah Rasulullah.
Tata Cara dan Niat Melaksanakan Puasa Arafah
BACA JUGA: Awasi Transaksi Gelap PPDB Kota Tasikmalaya, Kuota Blank Spot Zonasi untuk Bungursari
Puasa Arafah dimulai dari waktu subuh hingga magrib seperti halnya puasa Ramadhan.
Lafal niat puasa Arafah adalah sebagai berikut:
”Nawaitu shauma yauma arafata sunnata-lillahi ta ala.”
Artinya: ”Aku berniat shaum Arafah sunnah karena Allah Ta ala.”