BACA JUGA: Gelombang Tinggi Pengaruhi Tangkapan Ikan di Kabupaten Pangandaran, Solusinya?
Melihat potensi dan keberhasilan Ladu Ketan di pasaran, Musti’ah merasa harus membuat usahanya ini semakin berkembang.
Namun karena usianya sudah mulai menua, ia pun berinisiatif membimbing dan mengajarkan kepada keturunannya untuk membuat dan menjalankan usaha Ladu Ketan.
Penganan tradisional ini menjadi sumber kebanggaan bagi masyarakat Malangbong.
Ladu Ketan Musti’ah dikenal karena cita rasanya yang unik, teksturnya yang lembut, menjadikannya camilan yang populer di kalangan masyarakat Jawa Barat.
Saat ini, Ladu Ketan Malangbong telah menjadi bagian integral dari tradisi kuliner Jawa Barat.
Dengan sejarah yang kaya dan rasa yang lezat, Ladu Ketan Malangbong tetap menjadi favorit dan warisan kuliner yang berharga bagi masyarakat.
Bahan dasar Ladu Ketan Malangbong adalah tepung ketan putih yang disangrai, gula putih, gula aren merah, dan kelapa parut.
Makanan tradisional ini tidak menggunakan pengawet, dan karenanya memiliki masa simpan yang relatif singkat, biasanya dapat bertahan antara empat hingga tujuh hari setelah produksi, tergantung pada kondisi penyimpanan.
BACA JUGA: Akibat Zonasi Sekolah, Banyak Pendaftar Siswa Baru Pindah Domisili di Kabupaten Tasikmalaya
Itulah asal-usul ladu ketan yang sudah berusia hampir 100 tahun lamanya, kini ladu ketan menjadi oleh-oleh garut atau oleh-oleh khas Malangbong Garut dan menjadi salah satu warisan kuliner tradisional Jawa Barat.