BACA JUGA:Gara-Gara Kotoran Kambing Bule Amerika ‘Jagal’ Mertuanya
Kalau jodoh, tutur Kang Dim, tidak lepas dari ketentuan Tuhan. Tetapi ikhtiarnya harus dilakukan yakni memilih sesuai bibit bebet dan bobot.
“Soal bibit bebet dan bobot itu ajaran sepuh-sepuh kita. Tentu ada maksudnya agar rumah tangganya menghadirkan ketenangan, ketentraman yang ujungnya kebahagiaan,” paparnya.
Kang Dim berpesan khususnya untuk gadis-gadis Kota Banjar. Agar mencamkan pesan sepuh-sepuh dalam menentukan pilihan pasangan hidup. Klik di sini artikel bule Amerika lainnya.
Memang zaman sekarang, lanjut Kang Dim, teknologi komunikasi sudah sangat canggih. Semua orang bisa berkomunikasi dengan berbagai bangsa di dunia.
“Tetapi tetap harus bijak, terutama ketika berteman dengan orang asing. Harus benar matang kalau memutuskan untuk dijadikan pasangan hidup,” sarannya.
Sebab, tandas Kang Dim, ada banyak perbedaan ketika berbeda negara dan bangsa menikah.
“Perbedaan bahasa, adat, budaya, juga keyakinan agama dan pandangan hidup. Perbedaan ini harus bisa dipahami dan dimengerti betul oleh kedua pasangan agar tidak menimbulkan konflik,” papar Kang Dim.
Contoh dari kisah cinta gadis Kota Banjar yang berujung maut, bule Amerika membunuh mertuanya, analisa Kang Dim pasti karena terjadi kegagalan komunikasi yang berlangsung terus menerus.
BACA JUGA:Bule Amerika Pembunuh Mertua di Kota Banjar Dikenal Rajin ke Masjid dan Suka Beli Rokok di Warung
Buktinya, dalam interaksi dengan warga dan keluarga istrinya, komunikasi bule Amerika lebih banyak dengan bahasa isyarat. Klik di sini artikel terkait lainnya.
Pasti banyak yang gagal dipahami oleh bule Amerika maupun keluarga istrinya dan warga.
Keterangan sementara ini pemicu bule Amerika marah, mengamuk hingga membunuh mertuanya, menurut Kang Dim adalah hal remeh temeh.
“Masalah kotoran domba atau kambing, transferan uang, merasa mertua ikut campur rumah tangga, itu bukti ada kegagalan pemahaman dari kedua belah pihak. Memang fatal akibatnya,” analisa Kang Dim.