Sebagai rasa syukur sebelum menanam dan panen dimainkan dua alat musik Tarawangsa dan Jentreng.
Masyarakat dan para tokohnya menari. Ada yang mengais padi saat menari itu. Kepulan asap kemenyan pun bagian dari setiap mau memainkan musik Tarawangsa.
BACA JUGA:Sambil Mabuk, Sopir Angkutan Tasikmalaya dan 2 Temannya Keroyok Pengemudi Truk Tangki Pertamina
Bunyi musik Tarawangsa dan Jentreng yang sederhana, iramanya mendayu-dayu membuat masyarakat Rancakalong larut menari.
Ke sininya siapa saja yang menyaksikan dan mendengar musik Tarwangsa, seperti terbawa suasana magis.
Akan tergerak menari walaupun tidak bisa menari. Tariannya sederhana. Berdiri, menggerakan badan seperti kakinya ada per. Jadi memantul-mantul lembut.
Kedua tangan mengayun-ayun seperti menyapu udara. Mata terpejam dengan sendirinya.
BACA JUGA:Revolusi Persib Membuahkan Hasil Manis, Tinggal Pecahkan Rekor Melawan Bali United Saja
Telinga hanya fokus mendengar alunan gesekan Tarawangsa dan petikan dawai kawat jentreng.
“Jadi tidak ada tata cara tariannya khusus ya?” tanya penasaran Dahlan Iskan.
“Tidak ada. Tangan dan seluruh badan dengan sendirnya saja beegerak menari,” jawab Radartasik.com.
“Lewat mana kalau mau ke Rancakalong?” tanyanya lagi.
BACA JUGA:Apa Itu Musik Tarawangsa yang ’Menghipnotis’ Dahlan Iskan Selama Perjalanan Tol Cisumdawu
Setelah dijelaskan menuju Rancakalong keluar dari Gerbang Tol Pamulihan Tanjungsari.
“Kapan-kapan saya ingin ke sana. Melihat dan mendengarkan langsung musik Tarwangsa,” kata ayah dari Azrul Ananda, pehobi sepeda yang terkenal itu.(*)