Mereka ini adalah para sahabat Rasulullah SAW sekaligus murid langsung dari Rasulullah yang selalu membantu Amirul Mukminin dalam menentukan dan menjalankan kebijakannya.
Fokus pembahasan diawali dengan topik kapan tahun pertama. Ada 4 usulan mengenai hal ini. Ada yang mengusulkan tahun pertama adalah tahun kelahiran Rasulullah yakni tahun gajah.
Ada juga yang mengusulkan tahun wafatnya Rasulullah. Usulan lain yakni tahun pertama kali turunnya wahyu yang menjadi tonggak pengangkatan sebagai Rasul, hingga tahun hijrahnya Rasulullah ke Yatsrib (Madinah).
Menanggapi usulan pertama, jika tahun kelahiran Rasulullah dijadikan tonggak awal, lantas apa bedanya dengan kaum Nasrani yang menjadikan kelahiran Nabi Isa AS sebagai tonggak awal penanggalan Masehi.
BACA JUGA: 5 Restoran Rekomended di Kota Banjar yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan Sekolah
Amirul Mukminin khawatir terjebak pada tasyabbuh (menyerupai) orang kafir. Dengan demikian, usulan pertama gugur.
Menanggapi usulan kedua, jika tahun wafatnya Rasulullah dijadikan tonggak awal, lantas apa bedanya dengan kaum Majusi Persia yang menjadikan tahun kematian raja mereka sebagai acuan penanggalan.
Justru peristiwa tersebut merupakan kesedihan seluruh kaum muslim. Opsi ini juga gugur dengan pertimbangan yang sama.
Mengenai usulan ketiga, ketika wahyu turun, justru kaum muslim mengalami penganiayaan, propaganda negatif dan pemboikotan kaum kafir Quraisy.
Meski berlangsung tidak terlalu lama, namun kaum muslim belum bisa secara leluasa menjalankan ajaran Islam sebagaimana mestinya.
Di samping itu, tidak diketahui secara pasti tahun mana wahyu pertama turun. Opsi ketiga ini akhirnya gugur juga.
Kemudian, Amirul Mukminin mendalami opsi keempat yang diusulkan Ali bin Abi Thalib yang berargumen bahwa peristiwa hijrah ini menjadi tonggak pemisah antara ketertindasan dengan kemerdekaan juga tonggak pemisah antara hak dan batil.
Disamping itu, pasca hijrah, Rasulullah menerima tampuk kekuasaan dari kaum Aus dan Khazraj sebagai pemegang kedaulatan di Yatsrib (Madinah).
Setelah berdiskusi cukup panjang, akhirnya disepakati bahwa opsi keempat inilah yang dijadikan tonggak awal tahun pertama dalam sistem penanggalan baru yang kemudian dikenal sebagai Kalender Hijriah.