Sebagai orang yang bertugas di lapangan, Feni khawatir balita-balita yang baru sedikit lepas dari garis batas stunting, kembali menjadi stunting.
Faktor penyebab kembali stunting karena sakit sehingga pertumbuhannya terganggu.
Tentu kalau ini terjadi penangangan stunting di Kota Tasikmalaya akan jalan di tempat.
Bahkan bisa jadi mundur karena bertambah terus balita-balita yang stunting.
Salah satu indikasi akan bertambahnya balita stunting adalah berat bayi lahir rendah (BBLR) yakni kurang dari 2,5 kg.
Feni memaparkan data balita yang tercatat di bulan Agustus 2023 menyandang stunting.
Bulan November 2023 balita tersebut membaik karena diintervensi bapak asuh selama 90 hari.
Tetapi pada data bulan April 2023 balita tersebut kembali menyandang stunting.
“Sebenarnya kalau sesuai intervensinya 3 bulan dan benar, kesehatan anak terjamin, pola asuh baik, tidak akan kembali lagi stunting,” jelas Feni.
BACA JUGA:KEREN ABIS, Generasi Emas 2031 Persib Sudah Disiapkan dari Sekarang Melalui Persib Academy League
Langkah mencegah lonjakan stunting pun, ujar Feni, terus diupayakan lembaganya.
Seperti pada Jumat 12 Mei 2023 UPTD Puskesmas Kawalu mengundang 44 ibu hamil.
Mereka diedukasi perihal kehamilan dan program makanan tambahan bagi ibu hamil dan bayinya kelak.
Langkah lainnya Feni selaku nutrisionis, membuat konten stunting di Tiktok.
Melalui video pendek Feni berharap pengetahuan ibu-ibu yang hamil maupun yang memiliki balita tentang stunting bertambah.
Sehingga tutur Feni, pihaknya dengan ibu-ibu itu bisa bersama-sama mencegah stunting.