Hwang Hee-chan menyelesaikan umpak apik dengan tendangan ke sisi kiri kiper Potugal, Diogo Costa, para pemain Korea Selatan, pemain pengganti dan staf berlari merayakan gol tersebut.
Pelatih Korea Selatan, Paulo Bento menyaksikan adegan tersebut dengan takjub di tribun penonton setelah mendapatkan kartu merah.
Korea Selatan menjadi pemenang melawan Portugal, tetapi mereka menunggu enam menit dengan tegang laga Uruguay, itu adalah penantian paling panjang yang dirasakan So Son Heung-min.
"Itu adalah enam menit terlama dalam hidup saya, saya akan mengatakannya, tetapi dalam ngerumpi [di lapangan] kami benar-benar positif," kata Son kepada wartawan dikutip dari Livescore.
"Orang-orang berkata, Lihat, kami pantas mendapatkan ini, ini memang pantas. Dan saya berkata, terlepas dari apa yang akan terjadi, bahkan jika Uruguay mencetak lebih banyak gol, saya sangat bangga dengan tim ini," lanjutnya.
"Itulah yang saya katakan. Saya sangat bangga dengan tim ini dan mereka memberikan segalanya. Saya yakin kami akan lolos dan kemudian semua orang hanya menunggu. Tapi itu enam menit yang panjang," akunya.
Kapten Korea Selatan, Son Heung-min terlihat berlutut dan mulai menangis setelah peluit akhir, tetapi kali ini, dibandingkan dengan Piala Dunia FIFA 2018 Rusia, ini adalah air mata bahagia.
Empat tahun lalu di pentas yang sama di Rusia 2018, Korea Selatan tersingkir dan Son patah hati.
Meskipun mereka mengalahkan Jerman, kemenangan 3-0 Swedia atas Meksiko memastikan Korea Selatan tidak lolos ke babak 16 besar.
Namun kekecewaan itu bahkan tidak terlintas di benak Son saat menghadapi Portugal.
“Tentu saja, saya pikir itu adalah momen yang serupa. Kami mengalahkan Jerman 2-0 dan jika Meksiko memenangkan pertandingan mereka, mungkin kami lolos, tetapi kali ini hasilnya berbeda,” kenangnya dikutip dari Marca.
"Kami sedang menunggu hasil lainnya, tetapi saya bahkan tidak berpikir tentang empat tahun lalu karena saya sangat bahagia, sangat bangga. Apa yang bisa saya katakan? Saya sangat bahagia dan sangat bangga," jelasnya.
Perlawanan Taeguk Warriors melawan Portugal adalah bukti dari karakter mereka, dan Son ingin memberi penghormatan kepada seluruh skuat pada hari yang tak terlupakan bagi semua orang, bahkan mereka yang tidak bermain.
"Kami menghabiskan lebih banyak waktu bersama daripada dengan teman dan keluarga karena di kamp orang-orang sudah berada di sini lebih dari sebulan," tambahnya.
“Saya pikir kami sangat dekat, saya sangat bersyukur bahwa yang tidak bermain jelas bisa sangat sedih, tetapi mereka tidak menunjukkan kekecewaan itu,” ucapnya.
"Mereka memberikan segalanya di bangku cadangan, mendukung kami. Saya pikir ini membuat perbedaan besar untuk menjadi satu tim, jadi saya sangat senang, sangat bersyukur memimpin tim ini dan memiliki tim ini,” pungkasnya.