RADARTASIK.COM - Ultras Inter Milan Paksa Penonton Tinggalkan Stadion untuk Hormati Vittorio Boiocchi, Pemimpin Mereka yang Tewas Ditembak.
Para penggemar yang membayar terlihat tiket dipaksa meninggalkan San Siro selama pertandingan Serie A melawan Sampdoria pada akhir pekan lalu.
Vittorio Boiocchi adalah pemimpin kelompok ultras Curva Nord, yang menghabiskan 26 tahun di penjara karena perdagangan narkoba dan penculikan.
Ketika mendengar kematian Boiocchi, sesama ultras berjalan keluar sebagai tanda penghormatan, namun mereka juga memaksa penggemar reguler untuk melakukan hal yang sama, dipaksa meninggalkan stadion setelah membayar tiket melihat Inter Milan bermain.
BACA JUGA:Sandro Tonali Berharap AC Milan Perpanjang Kontrak Ismael Bennacer
Akibatnya, Hukuman pertama telah dijatuhkan diberikan kepada ultras yang secara fisik menyerang dan mendorong ke tanah seseorang yang tidak mau meninggalkan tempat duduk mereka, menurut laporan Corriere della Sera.
Menteri Olahraga, Andrea Abodi juga telah berjanji akan ada tindakan tegas untuk menekan kekuatan ultras.
Ultras membawa warna luar biasa ke tribun, tetapi juga harus bertanggung jawab karena mereka bagian dari peonton di stadion.
“Tidak ada dunia paralel, karena sepak bola dan olahraga secara umum juga mengikuti aturan yang sama dengan negara lain,” kata Andrea Abodi kepada La Gazzetta dello Sport.
BACA JUGA:Cedera Ben Chilwell Membuat Inggris khawatir Menjelang Piala Dunia Qatar 2022
"Pikiran dan permintaan maaf saya ditujukan kepada orang-orang itu dan terutama anak-anak yang terpaksa menghadapi situasi ini," lanjutnya dikutip dari Football Italia.
Presiden CONI (Komisi Olimpiade Italia) Giovanni Malagò juga memperingatkan sikap longgar ini tidak boleh berlanjut.
“Sudah terlalu lama, sepak bola mewakili pengecualian terhadap aturan dan itu tidak bisa diterima. Sebagai Presiden CONI, saya mengatakan bahwa jika seorang penggemar ingin pergi sebagai tanda hormat atau persahabatan, dia bebas melakukannya,” tuturnya.
“Tetapi memaksa orang lain untuk melakukan hal yang sama adalah keluar dari dunia ini,” tegasnya.
Poin pembicaraan besar dalam sepak bola sekarang adalah neraca, pendapatan, dan hak TV, tetapi betapa memalukannya ketika sebuah pertandingan disiarkan ke luar negeri dan mereka menemukan orang-orang diusir secara paksa dari kursi mereka?