Trezeguet Masih Kesal Scudetto Juventus 2006 Diberikan ke Inter Milan: Liga Dimenangkan di Lapangan oleh Juve

Trezeguet Masih Kesal Scudetto Juventus 2006 Diberikan ke Inter Milan: Liga Dimenangkan di Lapangan oleh Juve

David Trezeguet --Tangkapan layar Instagram@trezeguetofficial

RADAR TASIK.COM – Mantan striker Juventus, David Trezeguet, masih merasa kecewa dengan keputusan memberikan gelar Scudetto 2006 kepada Inter Milan akibat kasus Calciopoli.

Meski sudah hampir 19 tahun berlalu, kontroversi Calciopoli tetap menjadi perdebatan panas di dunia sepak bola.

Dalam wawancara dengan Fanpage, Trezeguet mengungkapkan bahwa ia belum bisa menerima keputusan mencabut gelar Juventus dan memberikannya kepada Inter Milan, terutama setelah Juventus dihukum degradasi ke Serie B. 

Ia menegaskan bahwa Juventus jauh lebih layak menjadi juara liga karena mereka lebih kuat dibandingkan Inter dan bahkan dibandingkan klub-klub top Eropa lainnya seperti Real Madrid, Barcelona, dan Bayern Munchen.

"Bahkan para pendukung Inter tahu: liga dimenangkan di lapangan oleh Juve dengan demonstrasi kekuatan yang jauh lebih unggul dari Nerazzurri," kata Trezeguet dikutip dari Calciomercato.

"Juve saat itu memiliki tim yang luar biasa, bahkan lebih baik daripada Real Madrid, Barcelona, dan Bayern, yang pada tahun itu juga sangat kuat," lanjutnya.

Bagi Trezeguet, Scudetto 2006 yang diberikan kepada Inter Milan hanya dianggap sebagai sebuah cerita rakyat atau mitos. 

Ia menyiratkan bahwa meskipun Inter memamerkan trofi tersebut, banyak pemain Inter tahu bahwa Juventus adalah tim yang lebih superior dan pantas menjadi juara liga pada tahun itu. Sisanya, menurutnya, hanya sekadar "folklore" atau kisah yang diciptakan untuk menutupi kenyataan tersebut.

"Scudetto yang dipamerkan Inter adalah sesuatu yang bersifat folkloristik. Saya percaya banyak pemain Inter tahu bahwa Juventus lebih superior dan pantas memenangkan liga tersebut. Sisanya hanya folklore," tegasnya.

Trezeguet juga mengenang masa sulit ketika Juventus harus bermain di Serie B akibat hukuman dari kasus Calciopoli. 

Ia menilai situasi tersebut sebagai masa penuh kebingungan, lebih banyak disebabkan oleh masalah birokrasi daripada olahraga.

Menurutnya, keputusannya untuk bertahan dan bermain di Serie B adalah pilihan pribadi. Ia memuji rekan-rekannya yang mampu beradaptasi meskipun menghadapi tantangan berat di liga yang sangat kompetitif.

"Itu adalah momen yang sangat membingungkan. Kasus ini lebih banyak bersifat birokratis daripada olahraga. Kami datang dari liga yang dimenangkan dengan luar biasa," ungkapnya.

"Pilihan untuk bermain di Serie B adalah keputusan individu. Klub memberikan kebebasan kepada para pemain untuk menentukan masa depan mereka. Namun, kami akhirnya beradaptasi dengan baik, meskipun liga saat itu sangat kompetitif dengan tim-tim seperti Napoli, Genoa, Piacenza, dan Brescia," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: calciomercato