MALANG, RADARTASIK.COM - Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta meminta maaf atas meninggalnya 131 orang suporter Arema dalam Tragedi Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Oktober 2022.
Hal itu diungkapkan Irjen Nico saat menjenguk para korban luka di RSUD Syaiful Anwar bersama pejabat Forkopimda Jawa Timur pada Selasa, 4 Oktober 2022.
“Saya sebagai Kapolda prihatin sekaligus meminta maaf jika di dalam proses pengamanan yang berjalan terdapat kekurangan. Ke depannya akan kami evaluasi bersama pihak terkait. Harapannya ke depan adalah pertandingan sepakbola yang aman nyaman dan menggerakkan ekonomi,” ujar Irjen Nico.
Lebih lanjut, Nico mengatakan, Polda Jawa Timur bersama tim Mabes Polri akan melakukan upaya semaksimal mungkin untuk membantu para korban luka mendapatkan bantuan perawatan yang baik.
“Bapak Kapolri memberikan perhatian secara khusus kepada seluruh korban dengan memberikan bantuan perawatan kepada setiap korban dan diserahkan kepada keluarga masing-masing,” katanya.
Usai proses kemanusiaan selesai, jenderal bintang dua ini menegaskan pihaknya akan melakukan proses penegakan hukum kepada siapa saja yang dianggap bersalah dalam kejadian memilukan itu.
“Kami akan melakukan proses penegakan hukum kepada siapa saja yang bersalah setelah proses kemanusiaan selesai. Kami berdoa semoga semua permasalahan ini bisa diselesaikan bersama-sama,” tutturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menyatakan kesedihan atas tragedi Kanjuruhan dan berharap para korban luka dapat lekas sembuh.
BACA JUGA: BPMU Sekolah Madrasah Swasta Tak Kunjung Cair, Ketua FSKMS: Kita Tidak Mau Dianaktirikan!
BACA JUGA: Update Bencana di Tasikmalaya: Jalan Parentas dan 3 Rumah di Cigalontang Tertimbun Longsor
“Kami sangat merasakan kesedihan mereka dan berharap anggota keluarganya bisa sembuh. Namun kita ketahui bahwa manusia hanya bisa berusaha dan tuhan yang menentukan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar mengatakan, segala fasilitas baik korban meninggal dan luka akan ditanggung ditanggung pemerintah.
Saat ini, tercatat sudah ada 21 jenazah yang sudah teridentifikasi pihaknya.