Mengenang Maestro Teater, Teh Ati: Ikon yang Menginspirasi Dunia Seni Tasikmalaya dan Jawa Barat

Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra menghadiri doa bersama dan pagelaran seni dalam rangka mengenang maestro teater Tasikmalaya, Teh Ati, Sabtu 7 Juni 2025. istimewa for radartasik.com--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Sejumlah seniman dan budayawan Kota Tasikmalaya berkumpul pada Sabtu malam 7 Juni 1025 untuk menggelar doa bersama dan pagelaran seni dalam rangka mengenang maestro teater Tasikmalaya, Teh Ati.
Acara ini sekaligus menjadi penghormatan atas jasa besar beliau dalam perkembangan seni teater di kota ini.
Teh Ati dikenal sebagai guru teater legendaris yang telah melahirkan banyak seniman ternama di Tasikmalaya, seperti Achong Sanggar Cermin, Tatang Fahat, Dwi Lesbumi, Zam Zam, Abuy Ngaos Art, hingga aktor sekaligus Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra.
Sebagai pendiri Sanggar Teater Ambang Wuruk, Teh Ati membimbing murid-muridnya tidak hanya di Tasikmalaya, tapi juga di berbagai daerah seperti Kepulauan Riau, Yogyakarta, dan Purwokerto.
BACA JUGA:Pemkab Tasikmalaya Siapkan Evaluasi ASN, Bupati: Belum Ada Kinerja Sangat Baik
Keberadaannya menjadi tonggak penting dalam pengembangan teater di Jawa Barat, menjadikan Tasikmalaya sebagai salah satu pusat seni teater selain Bandung.
Dalam acara yang digagas oleh Sanggar Cermin tersebut, Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, membawakan puisi karya Teh Ati di hadapan para budayawan dan seniman yang hadir.
Ia juga mengenang sosok gurunya yang hidup sederhana namun penuh dedikasi.
“Kami berkumpul untuk mendoakan 40 hari kepulangan Teh Ati beserta suaminya, Kang Agus, seorang musisi ternama Tasikmalaya. Ini sekaligus mengenang sosok guru kami yang sederhana dan berjasa besar dalam melahirkan generasi seniman di kota ini,” ujar Diky, Minggu 8 Juni 2025.
BACA JUGA:Joey Pelupessy, Busquets-nya Timnas Indonesia untuk Meredam Agresivitas Jepang
Dwi Februana, salah satu murid Teh Ati yang juga dikenal sebagai Dwi Lesbumi, mengungkapkan bahwa Teh Ati dan suaminya bukan sekadar guru, melainkan juga figur orang tua, kakak, dan sahabat bagi dirinya.
“Saya tidak hanya belajar ilmu seni dari beliau, tapi juga mendapatkan banyak pelajaran hidup tentang kasih sayang, ketabahan, keikhlasan, dan kerendahan hati yang membekas hingga kini,” tutur Dwi.
Acara doa bersama dan pagelaran seni ini menjadi wujud penghormatan sekaligus ajang silaturahmi para seniman dan budayawan Tasikmalaya.
Mereka sepakat bahwa warisan Teh Ati dan suaminya sangat berarti bagi dunia kesenian, khususnya teater di kota ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: